Pada tangkai berduri, kuhitung kelopak mawar merah yang terangkai di
#gaun hitam tak berpuan, masihkah terpenjara sepi.
Pada sejuk sapa angin, kukabarkan duka
#gaun yang tak lagi berkibar, menanam kerinduan.
#Gaun berpendar bianglala masih terpasung di sana, menanti sang empunya berlari dari repih kenangan.
Kita hanyalah dua pungguk di dua sudut selaput mata. Mencerna makna cinta di balik
#gaun yang enggan tersapa.
Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
BalasHapusSaya kira dari tadi Daun loh Mbk.
BalasHapusPadahal Gaun ya.
Maklum siang-siang lagi Ngantuk
Waduh, gambarnya emang seperti daun (meskipun itu kelopak).
HapusIya ya, siang-siang begini emang ngantuk. Ckckck... :)
Terima Kasih atas partisipasinya di Lomba Puisi Cinta Ke-2,
BalasHapusAnda terdaftar sebagai Peserta 003
Sama-sama, Pak. Semoga sukses lombanya. :)
Hapuskeren.. maknanya dalam.. kisah cinta yang telah terpisah gitu ya? hehe antena mencerna makna ane sedkit payah
BalasHapusAntara terpisah dan tidak. Yang jelas, masih mencari pelabuhan yang pas untuk mencerna cinta di balik gaun yang enggan tersapa. Gaun pernikahan, tentunya. :D
Hapus