Minggu, 25 Oktober 2009

Esok


Esok aku kan bertemu dengannya
Apa yang kan terjadi?
Entahlah, aku tak mengerti
Haruskah aku mengelak lagi
Menjauh dari bimbang ragu ini
Sementara aku masih merindunya
Tuk isi kosongnya hati

Memory on 251009

Hanya Satu Berkas


Gelap, hanya berteman pendar lilin
Akankah terang kembali menemani
Ataukah bintang yang menerangi
Galau hati seakan terpatri dalam lilin
Pendar lilin, bintang terang, bukankah keduanya sama saja
Memancarkan cahaya walau hanya satu berkas
Dalam keremangan dan alunan malam yang kian pekat
Menggelora galau hati yang terpaku menanti terangnya malam

Memory on 251009

Kamis, 22 Oktober 2009

Hujan Tak Lagi

Hujan iringi langkah pagi
Cepatlah berganti, ku disini
Tapi hujan terus saja menari
Mengalir membasahi bumi

Hujan bawakan satu sendu
Ceriaku berubah, ku mengadu
Tapi hujan terus saja melaju
Menderu mengiris sembilu

Hujan tak lagi berkompromi
Catatlah dalam memori

Hujan tak lagi indahkanku
Cakrawala jadi kelabu

Memory on 221009

Selasa, 20 Oktober 2009

Bukan Puitis

Aku bukanlah puitis...
Aku hanya meringis
Akan kata-kata ironis
Atau suatu harmonis


Aku bukanlah puitis...
Aku hanya menepis
Akan kisah-kisah tipis
Atau asa yg menangis


Aku bukanlah puitis...
Aku hanya menangkis
Akan jiwa-jiwa ilusionis
Atau intuisi perfeksionis

Airmata Ini Jadi Saksi


Airmata ini menetes lagi
Meski baru mengalir sekali
Sungguh, kuingin kau disini
Menemani dan bersandar diri

Airmata ini menetes lagi
Kini mengalir sekian kali
Sungguh, kuingin kau disini
Kecup dan peluk diri ini

Duhai kekeasih hati...
Adakah kau rasakan cinta ini?
Adakah kau detakkan jantung ini?
Adakah kau getarkan jiwa ini?

Duhai kekasih hati...
Airmata ini menetes lagi dan lagi
Adakah kau hadir disini?
Adakah kau hapus airmata ini?

Aku menanti...
Datangnya kau di malam hari
Tuk rasakan cinta ini
Tuk detakkan jantung ini
Tuk getarkan jiwa ini

Aku menanti...
Hadirnya kau di palung hati
Tuk menemaniku disini
Tuk menghapus airmata ini
Tuk aku dan segenap mimpi

Dan airmata ini jadi saksi!

Gelap Terang


Pekikku tersembunyi dalam zulmat
Terperangah akan bayang kelebat
Pelanaku tercuat begitu saja
Tertancap tepat pada lentera

Gelap terang yg menemani
Seakan suka duka hidup ini
Gelagapan diri ini menangkis
Sesosok bayang yg mengiris

Penaku terus menari lincah
Tiada henti untuk merubah
Pada gelap terang malamku
Tepiskan lara bawa haru biru

Gurindam malam berseru-seru
Sentakkan bayang dalam semu
Gerangan apa untuk esok
Semoga saja lebih baik 

Rabu, 14 Oktober 2009

Hanya Tinggal Dalam Kata


Suram malam tak berbintang
Hanya desau angin yang datang
Karna rinai hujan telah menghilang
Tepat di kala malam menjelang

Aku memandang
Potret akan satu bayang
Yang terhias rumput ilalang
Kini hampir termakan usang

Aku menerawang
Langit malam tak benderang
Karna tak ada satu bintang
Dan kini hanya tinggal dalam kata selamat malam, sayang

Memory on 141009

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...