Kamis, 31 Juli 2014

Still Into You

Goodbye, July...

But I don't wanna say goodbye to someone, to you. Yeah, it's right! Of course it's always right! Cause I love you just the way you are. You make me crazy, more and more. I don't think to erase you from my heart. It's just make me crazy again. I'll miss you so badly...

Entah apa yang kutulis setelah sekian lama aku tak pernah menulis di lembar blog ini. Aku rindu menulis, a-p-a s-a-j-a, meski nyatanya kerinduanku padamu tak lebih dari yang kaubayangkan. Itu jelas, sangat jelas tergambar dari setiap kata yang kutulis. Menandakan bahwa kau adalah salah satu inspirasi terbesar di dalam tulisanku. Menandakan bahwa buih rindu kepadamu takkan pernah ada habisnya untuk dibahas dan diceritakan. Apa kau marah? Bilang saja jika itu yang kaurasakan. Aku tak apa, aku tetap seperti yang kau kenal. Tak perlu mengerti perasaanku karena kau memang tak pernah mengerti. Tak perlu kau tatap mataku lebih dari tiga detik atau seberapa lama kau bisa bertahan, sebab kebersamaan kita hanyalah bagai dua insan yang hanya sebatas sekelabat bayangan.

Harus kunamakan apa hubungan kita? Temankah? Sahabatkah? Pacarkah? Apa??? Sampai detik ini, aku tak bisa menjawab jika semua orang menanyakannya padaku. Bahkan kau selalu berhasil mengalihkan pembicaraan jika tiba-tiba aku mulai bertanya arti hubungan kita. Pernah aku menyudahi semuanya, membenamkan wajah di atas kegembiraan dunia, senyumku hilang tak berarah. Salah siapa? Kau? Tidak! Aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa, sebab mencintaimu bukan kesalahan yang kubuat-buat. Mencintaimu adalah pertanda bahwa Tuhan menitipkan satu kegembiraan atas sebuah rasa. Meski lagi-lagi harus kutampik bahwa kegembiraan tak pernah datang sendiri, ia selalu bersama kesedihan. Kesedihan. Kesedihan.

Membayangkan Juli yang akan berakhir, aku tak peduli! Kegembiraan yang tak pernah datang sendiri pun, aku tak peduli! Sebab bertemu denganmu di akhir Juli ini membuatku berarti. Membuatku kembali merasakan datangnya cinta yang tak kenal logika. Memang iya! Logikaku mati manakala kau ada di hadapanku. Logikaku tak bekerja dengan baik manakala kau memetik senar gitar di sampingku. Bahkan setelah pertemuan yang harus diakhiri perpisahan, logikaku masih sama, mati dan tak bekerja dengan baik. Aku mencintaimu, menggilaimu dalam setiap detik yang kuhabiskan untuk berpikir dan menulis tentangmu. Berkata selamat tinggal kepadamu hanya meruntuhkan airmataku. Maka dari itu, aku tak mau lagi berkata 'goodbye'.


To you, I'll say... still into you.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...