Rabu, 25 Desember 2013

Diorama Rindu

Memimpikanmu adalah diorama waktu,
di mana aku ingin menghentikannya dengan seketika.
Dan ketika pagi beranjak meninggalkan malam,
aku merasa tak perlu untuk bangun lagi.
Ialah rindu, menggebu di ujung mata yang abu,
tersebab hadirmu yang sementara waktu.

Minggu, 22 Desember 2013

I Love You, Mom

Selamat hari ibu, bunda atau mama :")
Tak banyak kata yang bisa kuberikan, semuanya terangkum di sini...

~~~♥ I Love You, Mom ♥~~~

Kamis, 19 Desember 2013

[My Book] Letter #1

Alhamdulillah untuk sekian kali lagi, selalu kuucap syukur apabila naskahku lolos dan dibukukan. Kali ini, naskah yang kuikutsertakan dalam kompetisi menulis adalah FF serial dengan tema Letter. Nah,  jadilah judulnya seperti di atas. :') And, this is my book cover, taraaa...


Judul : Letter #1
Genre : Kumcer
Penulis :Boneka Lilin et Boliners
Editor & Layout : Boneka Lilin
Design Cover : BoLin & Mochamad Haririe
Penerbit : Harfeey
ISBN : 978-602-1200-20-9
Tebal : 180 Hlm, 14, 8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp 42.000,- (Harga kontributor Rp 35.000,-)
CP Order : 081904162092 (Infokan judul, jumlah, alamat)

Sinopsis

Secarik kertas ungkapan rasa
Ungkapkan cinta dalam bahasa
Hitam putih kertas dan tinta
Mampu luapkan seluruh warna

***
Penulis Kontributor:
Boneka Lilin, Noe Joen, Siti Qotimah, Alecia Marianne, IFH, Susi Retno Juwita, Fitria Ragil Diana Lestari, Andrew Arwind, Tri Adnan, Lestari Al Fatih, Irzami Hawa, Wa Ode Puspa Khairunnisa, Nurhikmah Hakiki, Nurmawaddah AR, Julia Primadani, Dewi Susanty Antuli, Maulani Ruby Ladira, Nisa Rhiny, Redisha, Bunga Aprilla Maharani, Benny Dwi Setyawan Putra, Nur’aini Muharomah, Cuncun, Kristiawan Balasa, Bella Megawati, Febri Nina Fath Ratu, Ani Nuriyani, Pintara Galuh Putri Wibowo, Al-Yarpa Laila Arianti Juansyah, Justang, Fadhia Ariani Intan SD
 

***
Mari order dengan menginfokan judul, jumlah pesanan, dan alamat (kode pos). Terima kasih. ^_^
 

[My Book] Dongeng Gadis Tudung Merah #1

Alhamdulillah untuk sekian kali, selalu kuucap syukur apabila naskahku lolos dan dibukukan. Kali ini, naskah yang kuikutsertakan dalam kompetisi menulis FF dengan tema Dongeng Gadis Tudung Merah masa kini. :') And, this is my book cover, taraaa...


Judul : Dongeng Gadis Tudung Merah #1
Genre : Kumcer
Penulis :Boneka Lilin et Boliners
Editor & Layout : Boneka Lilin
Design Cover : BoLin & Mochamad Haririe
Penerbit : Harfeey
ISBN : 978-602-1200-18-6
Tebal : 180 Hlm, 14, 8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp 42.000,- (Harga kontributor Rp 35.000,-)
CP Order : 081904162092 (Infokan judul, jumlah, alamat)

Sinopsis

Secarik kisah tentang gadis bertudung merah
Berbagai suka dan hina dilalui karena kemerahannya
Tudung merah yang cantik nan unik
Mampu lewati rintangan untuk gapai kebahagiaan

***
Penulis Kontributor:
Boneka Lilin, Mendra Ardani, Intifa’ah Mochammad, Hastira Soekardi, Fenita Penot, Onya Hero, Susi Retno Juwita, Riska Ayu Purnama Sari, Siti Qotimah, Little Athaillah, Dewi Susanty Antuli, Julia Primadani, Nurdian, Cuncun, Tiara Eka Andiyanti, Ade Kurniadi S, Meilani Ambarwati, Vivi Yanti, Aula Bilal, Wening Tunjung, Ocha Thalib, Nisa Rhiny, Syarifah Thalib, Nurmawaddah, Khanza Aliffia SP, Nurhikmah Hakiki, Mey Zhafira, Maya Firdausi, Redisha, Elly Raheliyawati, Indah Lestari, Nidhom VE, Hani Faridah, Atika Rahma F

***
Mari order dengan menginfokan judul, jumlah pesanan, dan alamat (kode pos). Terima kasih.^_^
  

Sabtu, 14 Desember 2013

Pesan Elegi

Sabtu pagiku tanpa pesanmu.
Mungkinkah kau meragu?
Sungguh, sekali pun kecuekan tertangkap olehmu,
dalam diamku masih memikirkanmu.
Sedang sisa-sisa gerimis di malam tadi,
biar saja mengantar Sabtu pagi.
Sebab aku tak mungkin memutar hari,
maka kutunggu kau tanpa basa basi.
Ini pesan penuh elegi, teruntuk kau yang jauh di sisi.
Cukuplah jarak yang kau bentang,
cukuplah juga kurasa gamang.
Aku tak mau kau menghilang,
apalagi berpikir malang.

Selasa, 10 Desember 2013

[My Book] Phobia

Alhamdulillah, telah terbit buku kumpulan fts dan puisi yang diadakan oleh grup facebook E-ca. Dalam buku ini, beragam kisah tentang Phobia atau ketakutan yang berlebihan menjadi satu kesatuan. Oke, kita langsung aja ya, ini dia covernya, taraaa... :")


Judul : PHOBIA
Pengarang : ECA Lovers
Ukuran : 14 x 20 cm
Tebal : vi + 100 hlm
Harga : 32.000
PO PHOBIA, disk 15% menjadi 27.200 (belum ongkir). PO sampai 18 Desember 2013, buku akan dikirimkan serntak pada tanggal 31 Desember 2013
 
Pemesanan :
Ketik: PHOBIA# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP # JUMLAH # NO TELP
Kirim ke : 082333535560
Untuk kontributor, tambahkan #JUDUL KARYA
Nanti Anda akan mendapatkan SMS No.Rek dan jumlah yang harus dibayarkan atau bisa mengirimkan format ke Ae Publishing

Sinopsis :
Seperti kita ketahui bersama, beras adalah bahan makanan pokok penduduk Indonesia pada umumnya, terlebih bagi kita yang tinggal di pulau Jawa. Bahkan saking ketergantungannya kita terhadap satu jenis makanan yang berasal dari tanaman padi tersebut, ada pepatah yang mengatakan “Belum makan namanya kalau perut belum kemasukan nasi”.
Maka terdengar aneh rasanya, kalau ternyata ada orang yang sejak kecil sampai sekarang tidak pernah sekalipun makan nasi (Sitophobia). Tetapi ini benar-benar ada dan sosok tersebut sangat dekat denganku, dia adalah ibuku. Nah seperti apa, mengapa, dan bagaimana awal mula ibuku mempunyai keanehan tersebut? Kisahnya ada di buku ini.

Kontributor :
Abung Alfarisi | Adinda Setya Salsabila | Ain Saga | Airin | Andrew Arwind | Anisa Sholihat | Ari Mutia Sari | Arisa Arakida | Asep Awaludin S.pd | Asni AS | Atika Rahma F | Carles Lo-zano | Dyah Istiani | Dedi Saiful Anwar | Dian Ambarwati | Dita Hyun Rin | Dwi Ka | Elsa Khairun Nisa | Fenni Wardhiati | Hara Clio | Hanifah Permatasari | Hasnawati Qayyimah | Sudono Salim | Meliana Presetyo Levina | Muhammad Hasir | Muhammad Lefand | Mulyoto M | Nurlaeli Umar | Ocha Thalib | Miladani Iing Nadari | Radindra Rahman | Ratih Febrian Kamiswara | Rere Zivago | Sri Juli Astuti | Susi Retno Juwita | Tip Oi | Ulfatun Ni’mah | Upik Junianti | Virda Nur Aini

Sabtu, 07 Desember 2013

Five Years to Remember

pic from favim.com
Dunia dalam mimpi teramat indah. Andaikan kamu mendapati sama, kita tak perlu mendesah. Akibat cinta yang setengah.

Tentu, masa lalu menjadi tolak ukur. Sebab kesemuan cinta di pertemuan perpisahan kita, terkadang tanpa tegur.

Aku ingin melumpuhkan ingatan tentang hari itu. Namun, pesan-pesanmu slalu berbicara padaku. Menautkan mimpi yang sempat terkubur pilu.

Aku bahagia mendengar bahagiamu kini. Tapi taukah engkau, mimpi yang kurajut sepertinya harus kukubur kembali.

Sebab aku yakin, kau tak mungkin miliki rasa seperti rasaku. Meski pesanmu menyiratkan hal yang sama sekali tak kupahami, tetap saja ragu.

Bolehkah kuteriakkan namamu? Biar dunia tau, lima tahun denganmu menciptakan ruang semu. Temu demi temu tak kunjung hadirkan rasa di hatimu.

Kini, aku tak sanggup mengais masa lalu lebih lama. Sebab kehadiranmu hanya antarkan hampa. Satu lagi, mendua hati tentu menyisakan lara.

Untukmu, gitar tak bertuanku. Tlah berulang kali kunadakan isi hatiku. Inginku bukan hanya sekadar teman biasa di lima tahun itu.

[staRgirLz] Creamy Creamy Candy

Just for fashion or another, whatever do you think!
Happy Saturday all. Happy weekend all :") 




Jumat, 06 Desember 2013

Titian Bahasa Kalbu



Pagi silam, digantikan malam
dan aku mulai bicara pada alam
membasahkan dahaga yang kerontang
membahasakan isi hati dengan lantang

Tak ubahnya bintang di langit malam
aku mengerling manja menutup kelam
sembari berbisik lirih merapal baris doa
agar alam tahu, kerontangnya sebuah jiwa

Sejak sepeninggal pagi buta
aku hampir kehilangan arah
namun, kerlip bintang di langit sana
hadirkan sejuta harap tak kenal lelah

Hei, lihatlah!
sebuah bintang jatuh di pangkuanku
bersinar terangi malam yang ingin berlalu
barangkali Tuhan memahami dukacita hatiku

Hei, dengarlah!
bintang itu hendak bicara di telingaku
mengoarkan semangat baja haru membiru
barangkali alam mengerti titian bahasa kalbu

Sebab Tuhan memahami
dan alam telah mengerti
jadikanlah itu persepsi diri
dari segala impian di hati


Pontianak, 06 Desember 2013
~ Susi Retno Juwita ~

Kamis, 05 Desember 2013

Kota Khatulistiwa


“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Sepagi ini, awan berarak di langit tanpa batas, serupa kebahagiaan tertanam di hati yang marak. Batik awan berarak pun membalut tubuhku, bercengkerama lewati hari dengan sejuk sapa sebuah jiwa. Lantas, kicau burung gereja menemani langkah kaki, ketika pagi menyibak dengan sinar khatulistiwa. Lihatlah, betapa larik-larik itu begitu indah! Meski tak terdengar kicau enggang gading, sebuah maskot pilihan kota tercinta dan bersinar ini. Sebuah lambang budaya yang dilindungi undang-undang. Sebuah simbol “Alam Atas” yang bersifat maskulin. Para bujang dara mulai mengepakkan sayapnya serupa enggang gading. Percaya bahwa mimpi ada di mana-mana, tak terkecuali di sini. Di kota tercinta dan bersinar ini, di kota khatulistiwa ini. Di aliran sungai Kapuas yang begitu panjang membelah kota. Meski riak airnya tak seperti di riak air yang mencium bibir pantai.

“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Sesiang ini, angin mengantarkan aroma kopi. Kopi hitam dan pekat yang menggoda selera. Sebutlah kopi pancong, murah meriah untuk para bujang dara. Meskipun begitu menjadi tak apa bagi mereka, sebab mereka selalu sambut dengan sukacita. Seperti menari kebahagiaan kala susah melanda. Mereka pun tepiskan lara hingga hanya ampas yang tersisa. Ketika perut memekik kelaparan, kue Bingke menjadi sebuah andalan. Kelopaknya begitu indah serupa bunga mawar. Rasanya pun begitu manis dengan berbagai varian. Tak mau ketinggalan, pengkang di daerah Segedong. Makanan laut bertabur nikmat di lidah para bujang dara dan pelancong.

Terik matahari khatulistiwa dan banjir keringat di raga, tak surutkan tekad di hati para bujang dara. Ibarat menarikan Ngaon Motoon di Taman Budaya atau pelataran Museum. Tarian Melayu penuh isyarat hati yang menjaga hijau sebuah sawah. Pertanda kehidupan sederhana namun sirat kebahagiaan. Sebab kota khatulistiwa tak memandang asal para pelancong. Semua suku boleh menetap; Melayu, Dayak, Cina, Jawa, Madura, Bugis, Banjar. Semua bebas memilih daerah; Singkawang, Mempawah, Sekadau, Sambas, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang. Semua bisa berwisata nusantara; Tugu Khatulistiwa, Tugu Digulis, Pantai Pasir Panjang, Pantai Kura-kura, Taman Bougenville, Danau Sentarum.

“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Sesenja ini, jingga begitu indah dipandang mata, disaksikan lewat jembatan Kapuas atau Taman Alun-alun Kapuas. Berbagai kendaraan lalu lalang di jembatan Kapuas. Berbagai suku pun lalu lalang di Taman Alun-alun Kapuas. Bercanda ria memainkan layang-layang hias, menambah corak warna di langit tanpa batas. Lalu syair Melayu mengalun di bibir para bujang dara. Berbalas pantun juga dimainkan. Senandung air Kapuas kian terdengar riuh di dada. Sematkan banyak cerita bila benar-benar meminum airnya. Adapun sawah yang dulu serupa hutan kini telah menjadi kota. Sebutlah Pontianak, kota khatulistiwa yang bersinar sepanjang masa. Terletak tepat di garis khatulistiwa, garis lintang nol derajat bumi. Tertanda pada sebuah tempat; Tugu Khatulistiwa.

Seribu tanda di sepanjang jalan memendam sebuah tanya. Entah itu di Tugu Khatulistiwa, jembatan Kapuas, Taman Alun-alun Kapuas, rumah adat Melayu, gapura, atau umbul-umbul. Ialah simbol “Alam Atas” yang merupakan alam kedewataan. Diwujudkan dalam bentuk ukiran pada Budaya Dayak. Sedang pada Budaya Banjar, tak diwujudkan sebab terdapat larangan membuat ukiran makhluk bernyawa. Ialah enggang gading, mencapit bunga tengkawang tungkul berpadu motif Dayak pada bulunya. Menjadi warna warni yang khas di kota khatulistiwa.

“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Pontianak, 13 Oktober 2013
~ Susi Retno Juwita ~ TN ~

Lagu-Lagu Chennai Express

Hai sobat, kembali lagi dengan @Susi_SmileKitty weleh weleh, hehehe :)

Oke, kali ini kita masih membahas seputar film Chennai Express tapi sekarang bukan filmnya ya, kita membahas tentang lagu-lagu yang ada di film Chennai Express. Kebanyakan lagu-lagu yang ada di Chennai Express bernada nge-beat. Tapi ada juga yang sedih seperti Titli dan Teera Rastaa Chhodoon Na :)

Lagu-lagu yang Susi tau ada 9 macam :
  1. 1234 Get On The Dance Floor (download disini...)
  2. Titli (download disini...)
  3. Teera Rastaa Chhodoon Na (download disini...)
  4. Kashmir Main Tu Kanyakumari (download disini...)
  5. Ready Steady Po (download disini...)
  6. Chennai Express (download disini...)
  7. Titli (Dubstep version) (download disini...)
  8. Chennai Express Mashup (download disini...)
  9. Get On The Train Baby (Chennai Express) (download disini...)

Nah sobat, itulah beberapa lagu yang Susi tau dari film Chennai Express. Selamat menikmati dan mendengarkan ya, tentunya setelah kalian men-download link pada lagu tersebut (sumber: mymp3song.in). Sebenarnya banyak sih sumber lain, tapi suka aja sama sumber lagu dari mymp3song  :)

Kalo kalian mau lihat video klipnya secara life dapat lihat di Youtube atau pergi ke India aja. Ya, siapa tau aja ketemu mereka kan?!?! Susi juga pengen ketemu dengan mereka, apalagi dengan Shahrukh Khan, hehehe :)


Oh iya, Susi masih mau nambahin beberapa Pictures dari film Chennai Express nih. Semoga sobat senang ya lihat mereka seperti Susi yang senang lihat mereka, hehehe :) 

Sumber gambar pinjam dari web Chennai Express sendiri, juga dari Mbah Google :) 












Chennai Express

Judul film : Chennai Express
Genre film : Petualangan, Komedi, Aksi, Romantis
Sutradara : Rohit Shetty
Pemeran : Shah Rukh Khan dan Deepika Padukone
Rilis : 8 Agustus 2013
Musik : Vishal - Shekhar

Sinopsis :
Chennai Express adalah film terbaru Shah Rukh Khan di tahun 2013 ini. Film ini dirilis bertepatan dengan hari raya Idul Fitri di seluruh dunia. Film ini menghadirkan suasana cerita seperti film-film Bollywood zaman 80-90an. Namun, film ini dikemas dengan lebih modern, yang mana temanya berkisar romantisme dengan bumbu-bumbu komedi dan pertarungan heroik demi mendapatkan cinta sejatinya, yakni antara Shah Rukh Khan dengan Deepika Padukone.

Secara garis besar, film ini menceritakan petualangan Rahul Mithaiwala (Shah Rukh Khan) yang telah berumur 40 tahun. Ia secara tidak sengaja bertemu Meena Lochini Azhagusundaram (Deepika Padukone) di sebuah kereta yang dinaikinya secara tidak sengaja pula. Awalnya, Rahul ingin pergi ke Goa bersama teman-temannya. Tapi Nenek meminta Rahul untuk menaburkan abu Kakeknya di Rameshwaram. Rahul tak punya pilihan, meski ia memang tak berniat untuk mengantarkan abu Kakeknya. Nah, saat itulah Rahul terjebak dengan situasi sulit yang tidak diinginkan dimana dia harus berhadapan dengan Meena dan pengawal  Meena yang sangat ganas sekali, bertubuh gendut, berkulit hitam pekat dan begitu mengerikan.

Rahul harus mengikuti Meena sampai di kampungnya karena dia menjadi saksi atas keganasan pengawal-pengawal Meena yang nekat membuang petugas kereta ke sungai, begitu juga dengan telepon genggamnya yang dibuang. Meena adalah satu-satunya cara untuk berkomunikasi antara Rahul dan orang-orang pengawal Meena, karena Meena bisa berbahasa lebih dari satu bahasa, sedang Rahul hanya mengetahui bahasa hindi. Masalah tambah rumit ketika Meena terlanjur mengatakan pada ayahnya dan orang-orang di kampungnya bahwa Rahul adalah calon suaminya. Saat itu, Rahul juga mengangguk dengan perkataan Meena terhadapnya.

Seiring waktu, Rahul dan Meena merasa cocok, keduanya saling menyatakan cinta. Namun cinta Rahul tak semudah dibayangkan, Meena ternyata putri seorang bos penjahat. Keduanya terjebak dalam situasi yang sangat rumit. Termasuk ketika bapak Meena harus menghadapi persaingan antar-geng penjahat. Perjalanan Rahul untuk menebar abu sang kakek pun menjadi tidak mudah. Begitu juga cinta Rahul dan Meena.

Bagaimana keduanya menyelesaikan masalah rumit yang diciptakan keluarga Meena? Bagaimana pula Rahul memperjuangkan cintanya terhadap Meena? Silakan nonton filmnya jika ingin tahu kelanjutannya. :D

Semua yang terjadi di film ini dikemas dengan cara yang lucu dengan komedi ala sutradara Rohit Shetty. Kebanyakan percakapan yang terjadi adalah saling sindir menyindir namun dialognya dinadakan seperti lagu-lagu yang pernah didengar bagi para pecinta Bollywood (tujhe dekha, haule haule, chammak challo, ooh lala, dan lain-lain)

Buat yang jarang nonton film Bollywood mungkin humornya kurang berasa namun buat kita yang familiar dengan adegan atau dialog-dialog di film Bollywood pastilah akan merasa tak bisa kalau tak tertawa. Bagaimana tidak, pada saat di tangkap polisi, Rahul malah bilang " My name is Rahul and I'm not terrorist", padahal itu kan dialog yang serius di film "My Name is Khan". Terus, ada lagi sekelompok penjual minyak illegal di tengah lautan menuju sri lanka , mereka bilang "Oil is Well" . Padahal aslinya kata-kata itu ada di film 3 idiots yang berbunyi "All is Well".
 

sumber: Pangeran Bollywood, Chennai Express, dan lain-lain.

Selasa, 03 Desember 2013

Selamat Datang, Desember :")

pic from here

Selamat datang, Desember
Akhir bulan yang kadang memilukan
Dengan rerintik hujan bertaburan
Dari kanvas biru tanpa batasan

Aku tak ingin mengulang
Kejadian-kejadian memalukan
Sebab semuanya telah kusimpulkan
Jadi satu, tertanam di palung hati kerinduan

Selamat datang, Desember
Akhir bulan yang juga penuh dengan asa
Dari jiwa-jiwa yang bergelimang dosa
Menuju jalan perbaikan dirinya

Aku tak ingin meminta lebih
Tapi asa mengangkatnya tinggi-tinggi
Bicarakan irama demi irama yang bersimfoni
Untuk Tuhan dengan Segala Maha di hidup kini

Selamat datang, Desember :")

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...