Kamis, 30 Juli 2015

Dekat di Hati

Tuhan, terima kasih...

Satu kata itu mungkin cukup untuk mewakilkan seluruh rasa yang telah terurai kepadanya. Meski sisa tangis semalam masih mendera dan menyesakkan dada, tak apa. Baginya, kita harus memandang lebih bijak atas pengalaman yang terbentuk melalui waktu dan harapan. Baginya, kehidupan memang tak selalu seperti apa yang kita inginkan. Dan baginya, membangun masa depan dengan langkah yang lebih baik harus dilaksanakan. Aku pun percaya, kelak akan ada masa yang indah. Entah kapan itu... tetap tersenyum saja jalani hari-hari di depan mata. Semoga Tuhan merestui dan mendekatkan hati kita. Aamiin.

Untuk dia, mungkin lirik lagu ini bisalah ya... Haha, apaan sih ya? ^-*

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku selalu menunggu
Saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati
Dekat di hati, dekat di hati

Senin, 27 Juli 2015

Entahlah...

Entahlah...

Ups, tetiba nulis di blog lagi dan entahlah yang menjadi judul beserta kata pembukanya. Apa yang terjadi setelah sekian lama? Entahlah... Banyak hal. Banyak kejadian. Banyak yang tak bisa dijelaskan dengan kekata. Barangkali, lelah.

Sungguh, mungkin aku memang lelah. Berjalan memutari hari demi hari, bulan demi bulan, yang semakin lama semakin ke sini membuat perasaan tak kentara. Apakah memang harus lelah yang tercipta? Apakah tak ada penyelesaian untuk rumitnya perasaan di dada? Apakah aku, dia, atau siapa?

Entahlah...

Aku tak punya jawaban untuk kehidupan yang kian berlalu ini. Aku juga tak terlalu berharap dengan kejadian-kejadian di depan, berlangsung indahkah? burukkah? Aku... aku... aku pasrah! Bahkan, saat lebaran yang telah lewat seminggu ini, saat ditanya suatu pertanyaan tertentu yang menjurus ke arah kehidupan masa depan, aku bagaikan patung dengan seulas senyum tanpa makna.

Gandengan? Alhamdulillah, ada yang baru meski kadang masih ragu. Sepertinya, dia juga begitu. Huhuhu, aku tak tahu harus menyebut apa perasaan ini. Lagi-lagi, entahlah. Maaf yaaa... Bukan maksudku menganggapmu tak ada atau apalah apalah namanya. Aku hanya masih ragu, atau mungkin tepatnya tak ingin terlalu berharap karena ketakberdayaan hati.

Aaaaarrrgh!!! Apa sih yang aku tulis ini?! Tuhan, seandainya semua kejadian di masa laluku tak pernah terjadi, mungkin aku takkan ragu untuk mengulang hal-hal indah bersama yang lain. Apa aku harus menceritakan semua hal itu? Apa aku harus merobek kenangan yang dulu-dulu? Apa? Apakah tak bisa semuanya dikubur saja? Lalu, hanya hal-hal indah saja yang terjadi untuk saat ini...

Aku tak pernah ingin mempermasalahkan siapapun yang kini ada bersamaku, entah dia orang berada atau tidak. Aku hanya ingin dia menerimaku apa adanya, bukan karena ada apanya. Begitupun aku terhadapnya. Begitupun masa laluku atau masa lalunya. Tuhan, hanya satu pintaku... jika memang dialah jodohku, dekatkan hati ini dengan hatinya, dan sebaliknya. Aamiin.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...