Diamku tak perlu kautanya,
aku hanya tak ingin melihatmu kecewa.
Mungkin pikirmu memang baik-baik saja,
sedang di kepalaku penuh akan makna.
Kadang, aku ingin riuh di pelukmu,
menceritakan dukaku yang teramat dalam di sisimu.
Oh, Ibu... memandang putih di rambutmu membuatku urung.
Aku bisa apa selain murung?
Sulit bagiku untuk percaya,
sebegitu rumit jugakah kisah di balik hidup yang fana?
Jika Ibu ingin coba mengertiku, mengapa tak sedari dulu?
Aku lelah, Bu.
Aku lelah mencari kasih sayang
yang tak pernah nyata bagi separuh jiwaku...