Senin, 30 September 2013

Untukmu, Kita yang Baru

Ada yang datang. Ada yang pergi. Di satu sisi harus merelakan kepergian. Sementara di sisi lain, harus mencoba membuka hati.
Kadang bingung melanda, bertanya apakah boleh berjalan dengan kedua-duanya? Meski bersama kita yang lalu menjelma kenangan.
Sementara bersama kita yang baru belum menjelma apa-apa. Sebatas suka yang mungkin enggan menyapa cinta.
Lalu siapa yang harus disalahkan? Pertemuan atau perpisahan? Bisa jadi, hatiku yang disalahkan.
Ah, selalu saja bicara hati. Bukankah ego yang bermain kini? Meniadakan rasa untuk kita yang baru.
Sementara itu, menapaki rel ketakmungkinan terhadap rasa yang telah berlalu. Sejauh kenangan tertinggal di pelukan dawai tak bertuan.
Aku bukannya ingin bermain hati. Sebab dengan melihat kenangan bersamanya membuatku mati rasa. Maaf.
Aku sadar, aku bukan seperti aku yang dulu. Aku tahu, egoku terlalu menjauhkan dasar lubukku yang seputih kanvas di hamparan biru.
Untukmu; kita yang baru, bisakah kau memberi sejenak waktu? Bicarakan rasa lewat jejak-jejak keindahan, seindah kedatanganmu hari itu.

♥(>̯┌┐<)•°

Ceria

pict from favim.com

...♬ ...♬ Morning everybody! ♬...♬...
Nyanyikanlah lagu semangat pagimu
Biar gundah hilang seketika waktu, yuk!

Hari ini kudendangkan 
Lagu yang ingin kunyanyikan 
Terkenang semua kenangan 
Yang telah kualami ~ #np 

Ingin kubuka lembar baru 
Untuk meneruskan hidupku 
Tak mau lagi kesedihan 
Selimuti diriku ~ #np 

Semua orang ingin bahagia 
Menjalani hidup di dunia ini 
Ingin kubukakan jawaban 
Misteri kesenangan sejati ~ #np 

Menari dan terus bernyanyi 
Mengikuti irama sang mentari 
Tertawa dan selalu ceria 
Berikanku arti hidup ini ~ #np 

... ♬ ... ♬ ...

Pagi berarak ditemani mentari yang mulai menyibak dunia 
Di sini, aku tergerak tuk menjalani hari dengan hati ceria
Di sana, semoga saja kau dengar sejuk sapa sebuah jiwa 
Memberikan napas kehidupan dan semangat di riuh dada
Selamat pagi semesta, selamat pagi teruntuk kau yang di sana
Meskipun jauh dimata tapi kau tetap dekat dihatiku, ah... cinta!

...♬ ...♬ So, keep spirit for this Monday! ♬...♬...

Minggu, 29 September 2013

[My Book] Cerita dan Sujudku Dalam Ramadan

Alhamdulillah untuk sekian kali, selalu kuucap syukur apabila naskahku lolos dan dibukukan. Kali ini, naskah yang kuikutsertakan dalam lomba menulis FTS (flash true story) dengan dua tema. Yang pertama temanya Sujudku, dan yang kedua temanya Maafkan aku, Ayah; Maafkan aku, Ibu. Dua-duanya lolos, lho... :')

Meskipun lagi-lagi tak menjadi pemenang, aku tetap senang bisa berkontribusi dalam event ini. Karena bagiku, menulis itu merupakan kebahagiaan untuk diri sendiri, dan tentunya senang sekali jika bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Yup, karena event-event yang kuikuti kebanyakan karya keroyokan. :')

But, it's ok beybe. Nikmat mana lagi yang enggan disyukuri?! So, this is my book cover, taraaa...


PO Cerita dan Sujudku Dalam Ramadan.
Harga 37.000 diskon 15% jadi 31.450.
PO sampai tanggal 7 Oktober 2013.
Buku dikirim bersamaan pada tanggal 18 Oktober 2013.
Pemesanan bisa inbox facebook: Ae Publising

[My Book] Kalau "Animal" Bisa Ngomong

Alhamdulillah, cerpen anak yang kubuat dalam event 'Andai Aku Diciptakan Sebagai..." lolos dan dibukukan. Ceritanya menggunakan hewan sebagai tokoh utama, boleh hewan apa aja, dan yang penting fresh seperti baru dipancing dari laut. Emangnya ikan, hahaha... :D

Oh iya, ada dua judul cerpen anakku yang lolos, lho! Senang aja, soalnya baru pertama kali buat cerpen anak, cerpen mini, sih. Dan, meskpiun belum menjadi pemenang... tetap senang karena bisa ikut berkontribusi dalam buku 'Kalau "Animal" Bisa Ngomong' ini.

Dan, ini dia cover buku baruku, taraaa... Lucu, kan? Soalnya ada gambar kucingnya, imut-imut gimanaaa gitu, hehehe... ^_^


Judul: Kalau "Animal" Bisa Ngomong
Tebal: vi + sekitar 115 hal
Harga Asli: Rp.40.000
Harga Pre Order: Rp.36.000 (diskon 10 %)
Harga Penulis: Rp.35.000
ISBN: dalam proses

Ongkir ke seluruh Indonesia: Rp.15.000
Order 1 atau 2 Ongkir: Rp.15.000
Order 3 atau 4 Ongkir: Rp.20.000
Order 5 atau 6 Ongkir: Rp.25.000 dst. 

Pre Order sampai tanggal 5 Oktober 2013
Kirim ke inbox facebook: Risky Fitria Harini

Bait 5 Kata [2]


★ Rindu menggelayut manja tubuh puisiku. 

★ Potret kasihmu memburam seiring ketiadaanmu.

★ Suaramu, Kasih. Memecah buih rinduku.  

★ Biarkanlah sepi, tubuh puisiku untukmu. 

★ Gigil malam mengalungkan selimut hatiku.

★ Bola matamu, Ibu. Memancarkan ketulusanmu.

★ Ketakmungkinan hadirmu melebur napas rinduku.

★ Siluet tubuhmu membayang buai mimpiku.

★ Gelak tawamu melengkapi riang hariku.

★ Senyumanmu, Kasih. Meruntuhkan gurat amarahku.

Sabtu, 28 September 2013

[My Book] Someone!, Cinta Pertama, dan Penantian Terakhir


Alhamdulillah, tiga buku kumpulan puisiku dari tahun 2004-2011 telah dirilis di NulisBuku.com kemarin, Jumat, 26 September 2013. Senang? Tentu saja, iya. Akhirnya bisa juga punya buku karya solo, meskipun masih berupa kumpulan puisi atau lebih tepatnya kumpulan kata-kata penuh keindahan.

Temanya tak jauh dari cinta, segala hal yang berbau cinta. Tentu saja tiap orang pernah merasakannya. Entah itu cuma sekadar cinta atau benar-benar cinta, perjuangan didalamnya dan segala yang berkaitan dengannya. Nah, berbagilah cinta dengan buku ini!

Tapi, eh tapi... aku nggak tahu apa komentar sobat tentang bukuku ini. Maka dari itu... buat yang penasaran, silakan cek info pembelian di sini >> Cara Belanja

Kalau mau cek ketiga bukunya, klik aja kumpulan puisi yang ada di sebelah kanan dalam blog NulisBuku.com, atau klik di sini >> Susi Retno Juwita

So, be enjoy for my poetry books, guys!

Sepeninggal

pict from favim.com
Dadaku bergemuruh, #sepeninggal jejak-jejak makhluk tak beraga itu.

Ada yang hilang dalam ingatanku, memaksa kembali tapi percuma. Sebab #sepeninggalmu hanyalah kelam yang meraja.

Tuhan benar, #sepeninggalmu tak boleh meruntuhkan semangatku. Sebab setiap hari selalu penuh dengan warna.

Kalau boleh aku meminta, #sepeninggal kenangan ini biarlah tetap bercerita. Tentang kebersamaan yang mesra.

#Sepeninggal jejakmu di hati ini, Tuan. Aku tak henti merapal doa agar kelak kita bertemu di pelaminan.

Jumat, 27 September 2013

Sayang

pict from favim.com
#Sayang, aku tak sempat berlari dari kenangan. Ia selalu berhasil menjamah tubuh puisiku.

Mengenangmu, #Sayang. Mencipta ruang bayang. Di balik air mata yang tergenang.

Ketika sebentuk sayang terulang, jangan biarkan hatiku menggamang, #Sayang.

Kamis, 26 September 2013

Puisi Malam [7]

pict from favim.com
"Bintang, bisakah kau menjadi lentera buat Ibu pada malam yang kelam ini?" bisikku lirih.

Seumpama lentera tak menerangi kelam. Aku menjelma bintang di langit malam. Janjiku untukmu, Ibu.

Genggam jemariku dalam malam kelam dan tunjuklah satu bintang sebagai ibu lentera hatimu, Sayang.

Bait 3 Kata


Rupa rindu mencanduiku.

Jiwa puisiku; kamu.

Diam; caraku mencintaimu.

Malamku berjelaga tanpamu.

Cintamu membunuh waktuku.

Cintamu menyekat nadiku.

Cintamu; album tuaku.

Aku serupa ilalang.

Kenangan; sahabat sejatiku.

Bahagia itu sederhana.

Album

pict from favim.com
Kusimpan sajak-sajakku dalam #album yang berdebu, semuanya tentang kamu.

Senyumku sirna seiring #album tua yang tak tereja. Menyapa gagak-gagak tua di langit kota.

Canda tawa kita, sahabat. Terukir manis dalam #album kenangan bagai potret.

Rabu, 25 September 2013

Happy 25th World Pharmacist Day


Walaupun terlambat tapi 'tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik' bukan? Ya, setidaknya begitu yang saya pahami. Saya belajar dari sebuah proses yang sangat panjang, tentu tidaklah mudah, dan kadang tertatih dalam menjalaninya. Apalagi saat saya mengalami kegagalan dalam menjalani tes calon Apoteker di luar kota Pontianak.

Dan, Alhamdulillah di bulan September ini tepatnya tanggal 23 September 2013, saya diterima menjadi mahasiswi lanjutan Program Studi Profesi Apoteker. Tentu saja, saya mengikuti tes di kota saya sendiri. Tapi tidak apa-apa, segala sesuatu yang terjadi memang sudah kehendak Tuhan Yang Esa. Ibarat pepatah, "kalau sudah jodoh takkan lari kemana." :D

Apapun itu, apapun risikonya, insyaAllah akan saya jalani. Toh, saya juga sudah belajar dari pengalaman kerja selama setahun lebih. Memang sih, masih banyak ilmu yang belum saya gali. Terlebih, ilmu Farmasi itu sendiri. Tapi sekali lagi saya tekankan, 'tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik' bukan? Saya yakin pasti ada jalan yang terbaik untuk saya, lewat tangan Tuhan pastinya.

Nah, berhubung hari ini adalah hari ulang tahunnya anak Farmasi... saya merasa senang sekali! Saya turut bangga menjadi salah satu bagian dari mereka. Ya, meskipun saya belum bisa membuat buku tentang kisah perjuangan anak Farmasi, saya senang karena ada yang telah berhasil membuatnya. Bisa cek disini nih >> Gue Farmasis Muda

Oke deh, see you in next time! Have a nice day for World Pharmacist Day! ('-'*)

Halimun


Aku menatap #halimun di bola matamu, membunuh ambigu, menuntut teduh yang dulu.

Pada kemarau senja, #halimun menebar duka, aku dan kamu terpisah jeda.

#Halimun kenangan menyeruak dada, mengimpitkannya menjadi tiga kata, aku masih cinta.

Jika pagi melesap begitu saja, #halimun masih merengkuh dada, merasuk ke telaga mata.

Napasku; #halimun yang merindu aromamu, di tiap pagi nan bisu.

Adapun #halimun; tamparan pilu bagi dentang waktu, saksi jejak-jejak rindu.  

Kekasih, jika kau tak lagi di sisi, aku serupa #halimun yang menghantar embun pagi.

Ambigu

Cintamu #ambigu, tak tahu mana yang aku, mana yang dia.

Kutulis surat kecil yang tergugu, namun tetap saja #ambigu, tak tahu siapa yang dituju.

Selasa, 24 September 2013

(Bukan) Duel Penyair [1]

pict from favim.com
1)
~ : Pada rindu riuhmu , kutemukan aksara berbalut kencana.
~ : Rasaku liar. Menyebar debar. Tentang memoar kekasih tanpa kabar.
~ : Katakan saja pada dunia . Sebab debar takkan bertambah bila hatimu lega.
~ : Ajari aku sebuah teriakan yang melahirkan decak kekaguman dalam bilik-bilik kesepian.
~ : Dalam aksaramu , bukankah teriakan itu telah membahana? Menciutkan kesepian yang meraja.
~ : Aku tidak peduli. Aku hanya ingin engkau menemaniku menyingkirkan genangan sunyi tanpa sandi
~ : Jika begitu, . Terimalah aksaraku yang menjelma bagai kidung tuk temani sunyimu.
~ : Rinduku retas seperti mercucuar. Mekar pada batang yang mengakar. Rinduku sukar untuk ditakar.
~ : . Lalu retaskan rindu itu. Hingga mekar tak bersuar.

2)
~ : Selamat malam, Tuan . Bolehkah aku mengeja aksara sembari mengenalmu?
~ : Sebab dalam aksaramu , kutemukan rupa-rupa rindu seolah candu.
~ : rindu ialah isyarat . Dan kita; hanyalah aksara-aksara sajak dengan segala kepedihan di dalamnya.
~ : Sejatinya memang begitu . Dan kini, aku merasa rindu mulai berteman langit kelabu.

3)
~ : aku masih gelisah. Jemariku tetap basah. Menunggu sepatah sapa.
~ : Duhai . Liukkan jemarimu biar lincah. Biar sepatah sapa tak lagi berteman entah.
~ : aku masih berdiri sedang tidak lagi tinggi. Terpaku dimandikan debu dalam menemanimu.
~ : Duduklah, . Dengarkan kisahku tentang debu. Debu yang terukir di batas kanvas biru.
~ : . Dan lupakanlah tentang waktu. Biar sejenak ku bisikan tentang samudera yang diairi cinta. 

Senin, 23 September 2013

Tangisan

Seringkali #tangisan datang sendiri, menyekap diri yang ingin disuguhkan kebahagiaan.

Tak perlu kau datang dihadapanku, sebab #tangisanku cuma rupa-rupa rindu yang tak lagi candu.

Bolehkah aku meminjam bahumu, Tuan? Sekadar meredakan #tangisan di balik sebuah kehilangan.

Tergenang

Ada yang #tergenang dipangkuanku, saat gemerisik dedaun enggan menyampaikan pesanku padamu.

Sejuk sapa angin malam tak jua menghapus jejak yang #tergenang di altar jiwa, seolah mati rasa.

Sabtu, 21 September 2013

Entah

pict from favim.com
Mencintaimu tak pernah memandang pada #entah yang ke berapa. Sebab mencintaimu ialah anugerah.

Sepiku berteman #entah, menghitung titik-titik air yang jatuh ke tanah, seiring pangkuanku yang basah. 

#Entah harus kunamakan apa perasaanku, mungkinkah rindu yang teralamatkan padamu, duhai Tuanku?

Aku berjelaga dalam sendiri, membunuh #entah yang sekian kali, menghantui, membayangi.

Jumat, 20 September 2013

Kencana

pict from here
Kereta #kencana. Pangeran berkuda putih. Ah, semua itu cuma ada dalam khayalku. Takkan jadi nyata.

Di balik kereta #kencanamu, aku menunggu. Bilakah kau pulang menjemput rinduku yang bertalu-talu?

Tinta pena #kencana menemani lembar kenanganku, tertulis indah dalam bait-bait untukmu.

Seberkas cahaya #kencanamu, menerbangkanku ke langit malam, merenda buai mimpi.

Teduh

pict from here
Matamu #teduh, membuat diriku luluh dalam cinta yang melulu.

Biarkan aku mencari ke#teduhan, sebab dalam lindapku selalu ingat akanmu.

Bianglala di ujung senja, satu-satunya simfoni paling #teduh untuk riak air mataku.

Jingga senja didepanku, menawarkan #teduh pada riuh hati yang kelabu sejak ditinggalkanmu.

Kamis, 19 September 2013

Bait 5 Kata [1]


Kemarilah, Tuan. Akan kubisikkan rinduku.

Bulan bersinar terang, hiasi malammu.

Pada malam, kutitipkan doa untukmu.

Mencintaimu, bagai pungguk merindukan bulan.

Tersenyumlah. Sebab senyummu pelipur laraku.

Wahai bulan, sampaikan rinduku padanya.

Tubuh puisiku luruh menatap hadirmu.

Pisau

pict from here
Aku ialah mata #pisau, menatapmu tajam dari balik kenangan yang tak kau eja.

Lidahmu bagai #pisau yang siap menebar janji. Tak peduli tentang kita yang dulu saling berbagi.

Kau toreh lagi luka itu dengan ujung #pisaumu. Membiarkannya terbuka sekian kali hingga membiru.

Semakin kau asah lidah #pisau itu, semakin ku tak ingin mendengarnya. Sebab katamu selalu penuh luka.

Perahu dan Dermaga

pict from @Bait_Puisi
Kau telah sampai pada dermagamu, ialah pasir putih pelipur lara. Seputih kapas hatimu yang begitu sukacita.

Di bibir pantai itu, kusaksikan perahu kayumu berlabuh. Menjemputku sekian kali tanpa pernah ragu.

Rabu, 18 September 2013

Kamu Adalah...

pict from here
Kamu adalah cinta, cerita indah yang memilukan sebab kenanganmu.

Kamu adalah irama yang tak lagi kudengar, cuma lelirih saja yang tersampaikan lewat angin.

Kamu adalah rindu yang tak tahu harus kuhitung dengan apa. Sebab rinai hujan bukan berhenti di satu titik.

Kamu adalah ilusi yang membayang di pelupuk mata, mengalamatkan rindu untuk sekian kali.

Kamu adalah kamu, bukan dia ataupun mereka. Kamu begitu berarti untuk sebuah jiwa.

Kamu adalah bait puisi yang tak tersampaikan, hanya menjelma di tiap helai rasa.

Lomba Menulis Puisi "Merah Muda"

Setelah sukses menyelenggarakan lomba menulis puisi "MERINDU RAMADAN" pada bulan Juni 2013, maka di bulan September ini, Penerbit Meta Kata hadir kembali menyelenggarakan lomba menulis puisi dengan mengusung tema baru, yaitu "MERAH MUDA". Dalam hal ini, kawan-kawan ditantang untuk menulis sebuah puisi yang merupakan penggambaran perasaan merah muda. Sedikit bocoran, simbol merah muda biasanya diartikan sebagai perasaan yang memberikan nuansa romantis. Sekiranya di sini, kami tidak perlu menjelaskan panjang lebar karena kami yakin kawan-kawan sudah paham yang kami maksudkan.
Baiklah, berikut persyaratan lomba bagi kawan-kawan yang ingin ikutserta berpartisipasi sebagai peserta:
  1. Lomba terbuka untuk umum
  2. Membagikan info lomba ini ke minimal 16 teman di jejaring sosial facebook, twitter, atau posting di blog pribadi (pilih salah satu)
  3. Like FansPage Penerbit Meta Kata (http://www.facebook.com/PenerbitMetaKata)
  4. Tema lomba: MERAH MUDA
  5. Naskah dalam bentuk puisi, maksimal 4 bait/16 baris (termasuk judul)
  6. Naskah merupakan karya asli penulis dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk buku 
  7. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirim 1 naskah terbaiknya, lengkap dengan biodata narasi, maksimal 26 kata (nama, akun facebook, dan alamat email) 
  8. Naskah yang telah memenuhi persyaratan di atas, dikirim ke email:redaksi.metakata@gmail.com (berupa lampiran, bukan di badan email), dengan subyek email: MD_JUDUL NASKAH_NAMA PENULIS dan nama file disesuaikan dengan nama penulis
  9. Pengiriman naskah dibuka mulai tanggal 16 September 2013 s.d 26 September 2013 pukul 23:59 WIB (hanya 10 hari)
  10. Update peserta akan dipublikasikan pada tanggal 23 September 2013 dan 27 September 2013 di redaksi-metakata.blogspot.com
  11. Pengumuman lomba akan dipublikasikan pada tanggal 06 Oktober 2013 di redaksi-metakata.blogspot.com
  12. Naskah puisi yang memenuhi kriteria pilihan tim juri, akan kami bukukan dan 6 naskah terbaik akan mendapatkan hadiah berikut: 
Terbaik 1 dan Terbaik 2: @Paket Buku SATU SAJAK MERAH MUDA Karya MUCHLIS DARMA PUTRA + Voucher Penerbitan Rp 150.000,00 + E-sertifikat
Terbaik 3 dan Terbaik 4: @Paket E-Book SATU SAJAK MERAH MUDA Karya MUCHLIS DARMA PUTRA + Voucher Penerbitan Rp 100.000,00 + E-sertifikat
Terbaik 5 dan Terbaik 6: @Paket E-Book SATU SAJAK MERAH MUDA Karya MUCHLIS DARMA PUTRA + Voucher Penerbitan Rp 50.000,00 + E-sertifikat

Sebagai bentuk penghargaan kami kepada semua penulis yang naskahnya terpilih, akan mendapatkan potongan harga pembelian buku terbit: @20% selama masa PRE ORDER/@10% di luar masa PRE ORDER dan tambahan E-sertifikat bagi penulis yang membeli buku terbit.

Demikian pengumuman lomba menulis puisi terbaru kami. Selamat berkarya!!!
Rp 30.000,00

Obsesi

pict from here
Kau serupa #obsesi yang singgah di hati. Menjamah bayang diri.

Kehadiranmu bagai #obsesi yang tak sempat termiliki. Lalu kunikmati dalam sendirinya hati.

Kau selalu teriakkan #obsesimu padaku. Tidakkah kau lihat bahwa disini ada aku? 

Mungkin hanya kau, satu-satunya #obsesi yang ingin kumiliki. Meski harus tertatih.

Tuan, janganlah mencipta #obsesi bagi diriku. Sebab mencintaimu hanyalah semu.

Tubuh puisiku tak lagi ter#obsesi akanmu. Sebab rasaku telah luruh bersama denting waktu.

Minggu, 15 September 2013

Perahu

pict from @here
Jangan kau dayung #perahuku bila masih berpura-pura tak tahu. Rindu ini satu: kamu.

#Perahuku telah melaju. Bersama waktu yang tak kau tuju. Kumohon, jangan mencegahku.

Kutulis sajak pada selembar kertas. Melipatnya menjadi #perahu kertas. Lalu kuhanyutkan dengan hati yang getas.

Bilakah #perahu kertasku sampai kepadamu? Sebab rinduku selalu berpulang dengan wajah sendu.

Mengingat tentang #perahu, seperti mendayung dalam ketiadaanmu. Bisu. Beku.

Masihkah kau ingat kala kita mengeja rindu? Di atas #perahu, di batas waktu. Tapi itu dulu.

Masihkah kau ingat kala kita menyanyi merdu? Berteman #perahu, sebuah lagu. Tapi itu dulu.

Kandas

pict from @here
Aku tahu cintaku #kandas. Tapi tidakkah kau tahu bahwa aroma cintamu masih membekas?

Bicaralah. Bernyanyilah. Setidaknya biarkan jiwaku bebas walau cintaku telah #kandas tak berbekas.

Mencintaimu sampai #kandas seperti merindumu dalam waktu yang tak terbatas.

Aku memang tak waras sebab kutahu cintaku telah #kandas. Dan kini, rindu bagai memelas.

Pecahkan saja gelas-gelas biar jelas. Sebab sesuatu yang #kandas takkan kumakna ikhlas.

Sabtu, 14 September 2013

Jarak

pict from favim.com

Pada #jarak yang kau cipta, aku tak sanggup untuk mengeja, biarlah saja cinta yang menyapa meski tak teraba.

Buang saja semua puisi bila #jarak masih termiliki. Aku takkan membacanya dari hati lagi.

Bagaimana kau tahu cinta bila tak merasa? Sebab #jarak selalu memisahkan kita. Pun, kenangan yang berbicara.

Tak bisa kubayangkan bila #jarak mampu menebar luka. Menanam rindu yang bahkan tak terjamah waktu.

Sungguh kusesali saat dulu kau berjanji. Dan kini, kuhanya menatap #jarak sebagai ujung penantian jalan kita.

Sepanjang-panjangnya sungai Kapuas, harusnya kau sadar bahwa #jarak takkan membunuh perasaanku padamu.

Jumat, 13 September 2013

Sepasang Angsa

pict from @here
Sepasang #angsa berkejaran di tepian senja, sedang aku hanya sanggup menata repih kenangan di baliknya.

Iriku takkan mampu mengusir kebersamaan sepasang #angsa itu, sebab dengan melihatnya tumbuhlah rindu.

Kukatakan pada tepian senja, biar saja sepasang #angsa itu mencipta romansa, hingga kelak rekah cintanya.

Kukatakan pada lembayung cinta, bila nanti hatiku telah tertata, aku ingin kebersamaanku seperti kebersamaan sepasang #angsa

Gaun

pict from @here
Pada tangkai berduri, kuhitung kelopak mawar merah yang terangkai di #gaun hitam tak berpuan, masihkah terpenjara sepi.

Pada sejuk sapa angin, kukabarkan duka #gaun yang tak lagi berkibar, menanam kerinduan.

#Gaun berpendar bianglala masih terpasung di sana, menanti sang empunya berlari dari repih kenangan.

Kita hanyalah dua pungguk di dua sudut selaput mata. Mencerna makna cinta di balik #gaun yang enggan tersapa.

Kamis, 12 September 2013

Kemelut

pict from @here
Kamis tak berteman gerimis. Semoga ada akhir yang manis. Kutunggu itu di ujung diri yang merintis. Walau #kemelut kadang mengundang tangis.

#Kemelut hati berkabut. Jangan ditambah kalut. Sebab seseorang pada seberang senja takkan tersulut.

#Kemelut rindu membahana. Memeluk nelangsa yang telah lama. Meringkuk dalam pualam penjara kata.

Takkan lagi kunamai sepi sebagai #kemelut. Sebab keramaian cinta telah tertaut.

Tak perlu kalut apalagi sampai mencipta #kemelut. Sebab semua sia-sia bila kau masih takut.

Rabu, 11 September 2013

[My Book] Cerita Horor Kota

Siang menjelang sore, kawan. Sudah siap baca Cerita Horor Kota belum? Akan ada 11 cerita horor dari 11 kota di Indonesia yang bakalan siap menemani malammu. Widiiih... ada apa tuh di belakangmu? Upz, sorry...

Aku lagi bereuforia nih, maklum... lagi senang karena sebentar lagi Cerita Horor Kota akan segera terbit. Dan, Cerita Horor Kota dari Penerbit PlotPoint adalah Omnibook pertamaku. Genre penulisan yang benar-benar baru meskipun tetap ada unsur romance di dalam tulisanku.

*Udah lama sih pengen nulis tentang bagian lomba ini, tetapi baru pengen lagi... ya sekarang! Hahaha #gaje ya.

Cerita Horor Kota merupakan kumpulan 10 + 1 cerpen bergenre horor yang terpilih dari Kompetisi Menulis Cerita Horor Kota yang diadakan Penerbit PlotPoint pada Mei 2013 lalu. 1 cerpen tambahan merupakan karya penulis buku best seller Raksasa dari Jogja - Dwitasari.

pict from @_PlotPoint
Tanggal 30 Juni 2013 adalah Pengumuman Pemenang Cerita Horor Kota. Dari 275 cerpen yang masuk dipilih menjadi 10 pemenang itu adalah sesuatu ya. Alhamdulillah. ('-'*)

Tentunya dengan berbagai pertimbangan dari dewan juri, seperti:
  • Storytelling
  • Karakter
  • Logika plot
  • Teknis (ex: typo, penulisan, kerapihan)
  • Otentik: kesesuaian dengan kota, lokalitas

Dan, dewan juri memutuskan ada 10 nama yang berhak menjadi pemenang Cerita Horor Kota, yakni:
  1. Susi Retno Juwita (@Susi_SmileKitty) Di Balik Hujan (Pontianak)
  2. Rina Kartomisastro (@roro_dwirina) – Hantu Sudah Tahu  (Malang)
  3. Mitha SBU (@mithasbu) – Dua Titik Merah (Sampit)
  4. Faisal Oddang (@sajakimut) – Obituari Parakang (Makassar)
  5. Putra Zaman (@poetrazaman) – Dipo di Gunung Dempo (Pagar Alam)
  6. Muhammad Rivai (@rivaimuhamad) – Taring (Karawang) 
  7. Anastasye (@naztaaa) – Dendam (Manado) 
  8. Mardian Sagiant (@msagiant) – Rumah Taman Anggrek (Pontianak) 
  9. Rexy (@gearexy) – Gerbong Maut (Malang) 
  10. MB Winata (@MBWinata) – Negori Silop (Kayu Agung)
Pengumuman ini ditayangkan melalui Twitter lebih dulu, senangnya bukan main. Oya, kalian mau tahu nggak? Aku sampai keringat dingin lho waktu membaca ada namaku. Akhirnya, perjuangan pertamaku ke Penerbit Mayor berhasil, walaupun baru kapasitas kecil alias 1 cerpen. It's ok, friends! Sesuatu yang berawal dari kecil jika ditumpuk maka lama kelamaan akan menjadi besar. Setuju?

Cerita Horor Kota ini perlu waktu yang cukup panjang dalam prosesnya. Ya iyalah, mesti dibaca oleh editor PlotPoint (Mbak Ninus) lalu direvisi atas kritikan dan saran yang ada. Alhasil, buku ini baru naik cetak ketika mendekati Hari Kemenangan. Makanya baru terbit bulan September ini. Dan, Cerita Horor Kota adalah buku ketujuhku dalam dunia tulis menulis. Dunia yang baru saja kutekuni ketika aku mengalami kegagalan saat mengikuti serangkaian tes di beberapa Kota di Indonesia, tepatnya pertengahan April 2013.

Berikut penampakan Cerita Horor Kota yang akan segera terbit di toko buku di kota kalian. Harga yang kuketahui dari Penerbit PlotPoint yakni Rp. 47.500,-

So, siapkan tabunganmu dari sekarang ya! Peringatan: sebaiknya kamu tidak membacanya sendirian!

pict from @_PlotPoint

Mentari dan Awan yang Menari

pict from @Bait_Puisi
Walau bukan di puncak tertinggi, dapat kurasakan awan itu menggulung tanya, bersama mentari di ufuk sana.

Pagiku terang. Tak lagi gamang. Ada seberkas kenang. Yang kau utus lewat gurat awan: senyuman.

Pagi kurasa hampa meski mentari bercahaya. Sebab perpisahan kita mengukir canda tak bersenyawa: lara.

Ada tawa terperangkap larik-larik mentari. Itulah kau, Tuan bermurah hati. Bersembunyi di balik awan yang menari.

Apatis

pict from @here
Aku #apatis, kau pun apatis. Lalu kapan jalan kita akan menemukan sebentuk rinai, biar berpadu dalam gerimis.

Biar saja #apatis. Biar saja egois. Toh, inilah diriku dalam melodrama yang tak manis.

Selasa, 10 September 2013

Tangis Kenangan

*gitar tak berTuan

Sepertiga malam pertamaku tak sengaja mengenangmu
Entah ada angin apa, aku tak bisa menjawabnya
Cuma hati...

Ya, cuma hati yang lebih tahu bagaimana rasanya aku
Sedangkan kau, kau tak pernah mengerti bagaimana rasamu
Hanya tertawa...

Ya, tertawa di atas getasnya sebentuk hati yang merepih
Tanpa menyapu, dua airmata di dua sudut selaput mata
Tangis kenangan...

Teruntuk: *gitar tak berTuan

Kupu-kupu Biru

pict from @Bait_Puisi
Sebab merindumu bagai candu, hampir terlupa diriku menjelma kupu-kupu biru. Ah, aku malu!

Ialah kupu-kupu biru yang hinggap di batang kayu. Menghitung kenangan yang kian berlalu tak terjamah waktu.

Pada kayu yang begitu kaku, kutitipkan dinding hati yang lunak itu lewat kepak sayap kupu. Berharap kau tahu.

Dear @puisi360

Twit... twit... twit...
Yeyeye lala lala... Alhamdulillah, kemarin siang dapat kiriman paket dari TIKI. Ternyata paket itu merupakan hadiah dari @puisi360 lho. Nggak nyangka aja, walaupun harus bersabar sekian lama, hahaha :D it's ok! Dan, jreng jreng jreng... hadiahnya adalah... Tablet Android Advan! Wow!

Senangnya, walaupun beberapa minggu sebelum ini juga senang. Tepatnya ketika tahu bahwa aku terpilih menjadi salah satu pemenang di lomba cipta puisi yang diadakan oleh @puisi360, yakni tanggal 18-19 Agustus 2013 lalu. Kalau lombanya sih udah beberapa bulan yang lalu (29 April 2013), closingnya aja tanggal 1 Agustus 2013.

Nah, sebelum bercerita lebih lanjut, aku mau kasih tahu aja tentang lomba cipta puisi yang diadakan @puisi360 itu. Ini dia, taraaa...

  • Terbuka untuk semua rakyat Indonesia di twitterland
  • Setiap peserta wajib memfollow @puisi360
  • Setiap peserta hanya boleh mengirim 1 puisi
  • Puisi tidak melebihi 360 karakter termasuk judul
  • Karya asli dan tema bebas
  • Tiap kata ditulis lengkap, tidak boleh disingkat
  • Maksimal 3x mention, tidak boleh pakai twitlonger
  • Di twit dengan mention @puisi360 selambatnya tanggal 1 Agustus 2013

And then, aku terpancing untuk mengikutinya. Ku follow deh @puisi360, buat puisi yang tidak melebihi 360 karakter and send a twit to @puisi360. Hehehe... #lebay Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada pengumuman baru yang sebenarnya nggak baru-baru banget. Ini dia, taraaa...

Ketentuan mengikat:
  • Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat
  • Panitia tidak melayani email
  • Dewan juri berhak membatalkan keputusannya, jika kemudian hari diketahui karya pemenang lomba melanggar karya cipta orang lain (plagiat)
  • Hak cipta tetap ada pada penulis, sedangkan panitia memiliki hak untuk mempublikasikannya dalam bentuk cetakan dan digital
  • Semua karya terpilih dalam 4 kategori di atas akan dipublikasikan dalam bentuk buku cetak dan digital

Dewan Juri:
  • Sitok Srengenge - Juri Utama
  • Eddy S - Juri pendamping 1
  • Widya P - Juri pendamping 2
  • H Maulana - Juri pendamping 3

Hadiah dan Penghargaan:
  • 3 Pemenang Utama: masing-masing 1 Ipad + 1 buku + sertifikat penghargaan
  • 7 Pemenang Kedua: masing-masing 1 Blackberry + 1 buku + sertifikat penghargaan
  • 10 Pemenang Ketiga: masing-masing 1 Android Smart Phone + 1 buku + sertifikat penghargaan
  • 180 Pemenang Hiburan: masing-masing hadiah hiburan

Jantungku sempat dag dig dug menunggu pengumuman pemenang yang ditayangkan pada tanggal 18-19 Agustus via Twitter dan Youtube itu. Walaupun aku baru mengeceknya setelah tanggal itu, karena aku terlalu asyik menyapa perlombaan di depan rumahku. Maklum, masih dalam suasana kemerdekaan waktu itu.

Oya, semua puisi yang masuk ke @puisi360 sudah di print dan dibaca offline, yang di favorit nggak berarti apa-apa, hanya ditandai oleh salah satu juri saja. Begitulah adanya, dan saat membaca nama-nama yang tertera... aku ada di urutan 10 Pemenang Ketiga!
Yeay, beribu syukur pun terucapkan untuk Tuhan Yang Esa. Alhamdulillah Ya Rabbal'alaamiin. Terima kasih buat admin @puisi360 dan buat Pak @GWirjawan selaku Menteri Perdagangan RI.

"Tak ada yang Indonesia selain kita. Ayo, bangga berbangsa."

And now, aku tinggal menunggu buku cetak dan digitalnya, beserta seritifkat penghargaan. Harapanku, semoga ke depannya bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Aamiin... Happy waiting!

Kamis, 05 September 2013

Pada Sebuah Bangku Taman

pict from @Bait_Puisi
Ada kenangan paling tak berujung saat kuhitung lembar dedaun di pangkuan kita. Sembari menatap senja di kedua matamu.

Maafkan aku, pigura bangku itu masih menjadi saksi bisu akan akhir cerita kita. Maaf, cinta.

Tak ada yang lebih indah selain duduk di bangku taman bersamamu. Duhai Tuan, masih bolehkah aku meminjam bahumu?

Pada sebuah bangku taman, kuhadirkan kenangan yang selalu berbicara tanpa jeda. Sebab merindumu dalam diam adalah sesuatu yang khas dari bahasa kalbuku.

Langit Malam

pict from favim.com @here
Langit berwajah sendu, menghitung nelangsa dari tiap butiran hujan, manakala rindu menyapu hati.

Ada yang enggan kulukis pada langit malam, saat kuas bintangmu telah hilang. Tak kunjung datang.

Hei, langit malam! Apakah rinduku pada seorang Tuan masih teralamat lewat hiasan kerlip bintangmu?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...