Jumat, 03 Mei 2013

[BeraniCerita #10] Surat Rahasia

Liza gelisah. Sepulang sekolah hanya mondar mandir di dalam kamar. Karena tak mendapati apa yang dicarinya, ia beralih menuju luar kamar hingga sampai di ruang keluarga. Tiba-tiba, Ayah Liza keluar dari ruang kerjanya sambil mengacungkan sepucuk surat.

"Liza," katanya, "aku sedang mencarimu; masuklah ke ruang kerjaku."
Liza mengikuti ayahnya memasuki ruang kerja, dan ia menduga bahwa apa yang akan disampaikan oleh ayahnya tentu berhubungan dengan surat yang dipegangnya. Mereka duduk berdua saling berhadapan. Liza menyusun kata-kata dalam kepalanya untuk memberikan penjelasan yang tepat.
“Liza, ini surat untuk siapa? aku pernah bilang kan, kamu belum boleh pacaran.”
Liza mematung dan memandang sepucuk surat yang dipegang ayahnya. Surat itu memang surat yang sedang dicarinya.
“Liza, bisa kamu jelaskan padaku apa maksud surat ini?”
“Bukan surat apa-apa, yah. Hanya iseng.”
“Baiklah. Surat ini biar aku yang simpan.”
..::..
Tepat pukul 01.00 dini hari, di saat semua orang dirumahnya sudah terlelap, Liza mengendap-endap keluar kamar dan memasuki ruang kerja ayahnya. Ia mencari sepucuk surat itu, kebetulan sebelum keluar dari ruang kerja ayahnya, ia melirik dan melihat ayahnya memasukkan surat itu ke dalam laci. Setelah mendapatkan apa yang dicarinya, ia bergegas masuk kamar.
“Ah, akhirnya…” Liza mendekap surat itu sembari memandang sebingkai foto di tangan kanannya.
..::..
“Liza, selamat ya. Anton senang membaca suratmu.”
“Suratmu juga bagus, Ton.”
“Terima kasih. Oya, suratmu khusus buatku kan?”
“Buatmu?”
“Iya, kan ada inisial ‘A’ yang tertera di surat itu.”
“Itu bukan untukmu. Tapi khusus buat ayah.”
“Jadi…”
“Maafkan aku, Ton. Aku mencintai ayahku, walaupun ia tak bisa kumiliki.”

..::.. words: 250 ..::..

10 komentar:

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...