Senin, 10 Juni 2013

[BeraniCerita #15] Tinggal Kenangan

Aku selalu ingat waktu-waktu terbaikku denganmu. Meski tak semuanya baik adanya. Kadang ada suka dan duka. Kadang ada hitam dan putih. Kadang juga hambar atau tak berwarna. Tapi aku senang, aku masih bisa mengingatnya. Otakku masih bekerja dengan baik dalam hal ini.

Saat usiaku menginjak 15 tahun, itu adalah saat-saat bahagia dalam hidupku. Meskipun kadang aku tak bisa memilih dengan baik. Aku malah lebih memilih masa kanak yang terlalu asyik tanpa beban. Tanpa pernah berpikir untuk terjebak dalam pencarian jati diri.
Saat usiaku memasuki kepala dua, itu adalah saat-saat aku mengenalmu. Aku benci harus mengakui bahwa aku benar-benar cinta padamu saat itu. Meski rasanya hidupku penuh warna bersamamu. Tak perlu berpaling untuk mencari yang lain. Tak perlu pula berpikir untuk kembali menjadi kanak-kanak. Malah memikirkan betapa indahnya merajut kisah hanya berdua.
Saat usiaku memasuki kepala tiga, itu adalah saat-saat terberat yang pernah kulalui bersamamu. Kita tak lagi berdua, karena aku telah berbadan dua. Kamu pun sibuk sana sibuk sini. Demi memenuhi kebutuhan hidup yang serba sederhana. Demi aku, Lisa, dan Listy, kedua buah cinta kita. Tanpa pernah terlintas kata kaya. Katamu kaya hati yang paling utama. Ah, aku bahagia mendengarnya. Abi, aku selalu cinta padamu, cinta karena Allah. Kamu juga mencintaiku kan, Abi?
Saat usiaku menginjak 45 tahun, itu adalah saat-saat terpuruk dalam hidupku. Meskipun kadang aku bisa meredamnya. Hidupku memang telah lengkap. Tak perlu berharap banyak-banyak. Tak perlu pula menyamakan kanak dulu dengan kanak kini. Semua telah berbeda seiring perputaran waktu.
Tanganku berhenti ketika sebulir airmata jatuh membasahi lembaran kertas yang sedang kutulis. Tak seharusnya aku mengingat-ingat masa silam dalam kenangan. Kenangan masa kanak. Kenangan masa indah bersamamu. Juga kenangan akan pena yang kamu berikan tujuh hari lalu sebagai peninggalan terakhirmu di usia pernikahan kita yang ke-25. Katamu, kamu mau hidup seribu tahun lagi seperti puisinya Chairil Anwar. Tapi itu tak mungkin terjadi karena usiamu saja tak sampai genap 50 tahun. Abi, meskipun kamu telah pergi, aku masih selalu cinta padamu, cinta karena Allah. Kamu juga mencintaiku kan, Abi?

..::.. words: 330 ..::..

11 komentar:

  1. kenapa memaksa merangkum seluruh fase hidup tokoh dalam sebuah ff yang cuma punya jatah 500 kata? Mungkin lebih baik ambil satu fase saja dengan kilasan kenangan sebagai penjelas fase sebelumnya. Salam :)

    BalasHapus
  2. ehmm.. gimana ya.. ceritanya memang mirip dengan lirik lagu tapi kesannya maksa untuk memasukkan semuanya. IMO :)

    BalasHapus
  3. berulang kali mencoba mengikuti ff tapi rasa-rasanya emang gak bisa. aku menyerah saja. salam untuk semua.

    BalasHapus
  4. Kak Susi jangan patah semangat ^^
    Saya bukan ahli flashfiction, sih. Prompt kali ini memang susah. Tapi saran Kak Attar di atas ada baiknya dicoba. Karena FF memang terbatas karakternya, jadi pilih satu adegan/fase yang Kak Susi rasa paling pas. Fokus aja satu bola itu mau digelindingin ke mana.
    Tapi kembali lagi, setiap orang pasti punya cara menulisnya masing-masing. Ayo ayo semangat \o/
    *dalam rangka menyemangati diri sendiri juga*

    BalasHapus
  5. Setelah ngebaca tulisan bagus elo ini gue malah terpaku ama jawaban elo di komentar.

    Elo udah mencobanya, Sus! Setelah elo kelar nulis trus elo submit, yakinin diri elo kalo itu karya terbaik elo! Prompt kali ini emg gak gampang, memuat banyak fase kehidupan... Tp gue sendiri pesimis bisa nyusun deretan kata kayak punya elo ini! Otak gue gak sama ama punya elo, begitu juga otak elo beda juga ama yang laen...

    Keep writing 'n keep on fire! ^_^

    BalasHapus
  6. terima kasih ya semuanya. emang harus lebih menggali lagi yg dalam. semua itu kan butuh proses ya. semangat semangat. sekali lagi terima kasih. :)

    BalasHapus
  7. Mbak Susi...!

    Saya udah pernah kenalan belom ya? Tapi saya inget pernah mampir ke sini. Kalau menurut saya cerita ini manis. Mungkin nggak twist di endingnya, tapi ceritanya bagus.. :)

    Dan yang penting mba Susi udah berani melawan writer's block dengan menulis. Dan berani menjadi bagian dari teman-teman yang menjadi penantang Berani Cerita. Itu bagus banget.. :)

    Salam kenal ya mba..

    Tetap semangat!

    BalasHapus
  8. Keep writing yaa... kita sama2 belajar kok, chayooo ;)

    BalasHapus
  9. Mbak Rinibee & Mbak Orin: Yup, always keep writing, and keep fighting too :)

    BalasHapus
  10. Good job, Susi! Keep writing ya darling!

    BalasHapus

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...