![]() |
pict from here |
Maaf, mungkin satu kata yang teramat sulit untuk ia ucapkan. Entah kenapa,
kamu juga tak tahu. Ia selalu saja begitu. Di balik candanya yang kelewat
batas, ia tak pernah sadar bahwa telah melukai hati seseorang. Tapi di sisi
lain, candanya kadang memang mampu membuatmu tersenyum, bahkan tertawa jika
benar-benar lucu.
Maaf, ya… sejujurnya kamu tak perlu permintaan maaf darinya. Karena bagimu,
kamu telah memaafkannya sebelum ia meminta maaf padamu. Kamu juga tak tahu
mengapa begitu. Kalau boleh kamu telusuri lorong-lorong hatimu, kamu sempat
kesal padanya. Juga pada janji-janji yang terkesan palsu. Bagaikan habis manis
sepah dibuang, begitulah.
Yang kudengar ia cuma menyanyikan sebuah lagu untukmu, entah kapan itu… kamu
sudah tak tahu dan tak ingin tahu. Kamu cuma berharap bahwa waktu akan
mempertemukanmu lagi dengannya. Membicarakan makna yang tersirat dari lagu yang
dinyanyikannya dulu. Dulu sekali, ketika ia benar-benar pergi dari sisimu.
Maaf, aku jenuh padamu. Lama
sudah kupendam tertahan di bibirku. Mauku tak menyakiti. Meski begitu indah, ku
masih tetap saja… jenuh.
Satu kata yang dapat kamu tangkap adalah jenuh. Tapi mengapa? Jenuh karena
apa? Ia tak pernah benar-benar menjelaskannya. Ia pergi begitu saja setelah
selesai menyanyikan lagu itu. Meninggalkanmu di dalam kafe yang sepi, hingga
tak mampu untuk menghabiskan sisa-sisa kopi yang terasa pahit. Mungkin itu juga
yang kamu rasakan saat itu, pahit.
Beberapa hari setelahnya, kamu sempat mengirimkan pesan di wall facebooknya. Tapi, ia tak
menghiraukan pesanmu, pesan itu bahkan dihapusnya mentah-mentah. Apa yang
salah? Kamu cuma ingin tahu waktu itu. Dan, waktu terus saja melaju tanpa
pernah memberikanmu sebuah jawaban yang pasti. Tanpa pernah mengubur rasamu
ini.
Ya, maaf… itu yang sekarang ingin kamu ucapkan padanya. Sekali, dua kali,
bahkan berkali-kali karena kamu terlalu angkuh. Kamu sadar bahwa kamu tak patut
untuk dimaafkan. Tapi semoga saja ia tahu bahwa kamu telah benar-benar meminta
maaf padanya. Meskipun kamu takkan pernah bisa menyampaikannya secara langsung padanya.
Maaf, membuatmu jenuh
dengan hidupmu.
Katamu.
Sementara aku cuma bisa tersenyum simpul mendengar katamu. Karena akulah
yang menyadarkanmu. Karena akulah yang membuatmu ingin mengucap maaf walau kamu telah memaafkannya sebelum ia meminta maaf padamu. Dan, karena akulah… sebuah rasa yang selalu
dicarinya, rasa cinta. Cinta yang takkan membuatnya jenuh padamu.
#IWriteToInspire for #14DaysofInspiration ~
Forgiveness (Ampunan/Maaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')