Minggu, 13 Oktober 2013

Sayap


Aku bukan kupukupumu. Apalagi juwitamu. Biarkan saja aku terbang bersama sayap yang tak lagi marak.

Berdiri tak sama rata. Lalu rangkul aku dengan sayapmu agar kita seimbang dan seiya sekata.

Hei, kupukupu. Kau begitu elok dengan sayap warna warnimu. Mencerahkan hariku seketika waktu.

Juwita menebar sayap malamnya. Mencari mangsa. Bertemu nelangsa.

Kasih, dekap aku dalam hangatnya sayapmu. Lalu terbangkanku ke nirwana cinta.

Kasih, jangan patahkan sayap hatiku. Sebab merekatkannya kembali takkan berbentuk utuh seperti semula.

Kata Tuhan, sayapsayap doa mampu meretaskan mimpi kita. Lalu kuejakan segala kata kepadaNya.
  
Meskipun aku bukan bidadari, sayapku tetap saja patah. Berkeluh kepada entah.

Tubuh puisi, terbang jauh dalam kepak sayap, tak lagi hinggap sebab begitu nyeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...