Senin, 11 November 2013

Untuk Pria Berinisial "L"

pict from here
Aku tak tau apa maksudnya bermimpi tentangmu, L. Kejadian itu udah berlalu lama, sekitar 6-10 tahun yang lalu. Ya, tepatnya saat aku masih duduk di bangku SMP hingga SMA. Aku mengenalmu bukan sebatas biasa, karena rasa itu tumbuh seiring waktu yang terbiasa tanpamu. Harus kuakui, selama 5 tahun itu rasaku terpendam tanpa pernah kau sapa. Meski nyatanya kau tau bagaimana rasaku. Tapi sudahlah, bukankah semua itu ada hikmahNya?

Hingga semalam tadi, aku kembali berpikir, apa hikmahNya sampai aku dipertemukan denganmu lagi dalam mimpi? Aku tak pernah tau apa arti semua itu. Aku juga tak pernah bisa komunikasi denganmu. Bahkan, melihatmu saja udah tak pernah, tapi bayang-bayang itu selalu bisa menghantui. Menyelimuti benak yang seolah tiada batasnya.

Kuberi tau padamu ya, L. Bukan hanya kali ini saja aku pernah memimpikanmu. Kemarin-kemarin juga pernah, entah apa maksudnya. Padahal, aku tak pernah memikirkanmu sama sekali. Sejak insiden yang lalu itu, aku terus berusaha melupakanmu. Meski sesekali ingatan merayuku untuk mengingatmu. Sebab kau harus tau, ingatanku terlalu dalam kepadamu. 5 tahun!

Apa kau tak pernah berpikir saat itu? Kalau kurasa, antara ya dan tidak. Ya untuk saat ini, tidak untuk saat dulu. Mungkin. Tapi aku tak mau bermain-main dengan rasa lagi. Toh, semua udah berlalu. Kau pun udah menjauh, apalagi aku yang tak tau menahu bagaimana aktivitasmu di luar sana. Entah apa kau masih di kota ini atau tidak. Entah apa kau masih ingat denganku atau tidak.

Bicara tentang ingatan, kau adalah makhluk Tuhan yang pertama kali membuatku jatuh cinta berulang kali. Hampir setiap tanggal ulang tahunmu di bulan Februari, aku mengirimkan pesan lewat secarik kertas. Jadul banget, kan, ya? Itulah hebatnya zaman SMP, saat harga hape masih menjulang tinggi. Saat itu, aku tak mengerti apa yang telah kulakukan, aku hanya pengin kau tau. Sebab hidup dengan permusuhan adalah hal yang tidak baik. Mungkin kita memang tak bermusuhan, tapi tanpa tegur sapa, apa iya kita bisa dikatakan teman? Entahlah.

Lalu, menginjak zaman SMA, segelintir orang saja yang mempunyai hape. Lagi-lagi, aku mengirimkan sinyal rasa melalui secarik kertas padamu. Ah, orang-orang pasti berpikir bahwa aku adalah wanita tak tau malu. Terlalu berani mengatakan rasa untuk seorang pria. Tapi menurutku, hal itu termasuk lumrah. Apalagi mendengar kata-kata Pak Mario Teguh di MTGW malam Senin (10.11.13) tentang Jomblo Jatuh Tempo. Kau tak mungkin, kan, menunggu waktu lama untuk tau perasaan orang yang kau sayangi. Lebih baik katakan daripada memendam. Setidaknya, kau akan tau baik itu diterima atau ditolak.

Nah, untuk pria berinisial "L", saat itu kau tak katakan apapun padaku. Bahkan, hampir 5 tahun aku berusaha mencari tau, tetap saja menghasilkan pilu. Kau tau, namamu selalu terukir manis di lembar-lembar memoriku. Tapi itu dulu. Kau tak perlu membacanya lagi, karena bagaimana pun, kau pasti langsung membuangnya. Mungkin itu juga yang terjadi saat-saat secarik kertas itu sampai kepadamu. Aku selalu punya cara untuk menyampaikannya. Bahkan, teman-teman selalu punya cara untuk membicarakannya.

Jujur, aku sedikit kecewa saat kelas XII SMA. Itu terjadi setelah ulang tahunku yang ke-17. Kau tau, aku mengharapkanmu datang saat pesta ulang tahun terbesarku, mungkin itu yang terakhir kali dalam hidupku, sebab hingga di usia yang sekarang ini, aku tak pernah merayakannya. Kaulah yang harusnya kuberi kue untuk kali ketiga. Itu pertanda aku selalu menyayangimu, entah apa kau balik sayang atau tidak. Aku tak mempermasalahkan semua itu, tapi nyatanya kau tak datang. Yang hadir hanya teman-teman sekelasmu.

Setelah hari itu, teman-temanmu seolah tau tentang aku. Jelas saja, karena seorang teman berinisiatif meminta fotomu sebagai hadiahku lewat temanmu. Ah, tak bisa kubayangkan. Diam-diam, temanmu memotret wajahmu dengan seragam pramuka itu. Kau duduk di sudut kelas, matamu tertumbuk pada satu bacaan, enggan menatap kamera atau temanmu. Lalu, semuanya menjadi aneh saat teman-temanmu mengolok kita dengan lirik lagu Cucak Ruwo karya Didi Kempot itu.

Kemudian, Tuhan seolah ingin menutup rasaku dengan suatu kenyataan yang sama sekali tak ingin kudengar. Ya, kau jatuh cinta pada seorang adik kelas. Kau menyebut-nyebutnya sebagai Cut Tari, karena parasnya memang mirip dengan aktris itu. Untungnya lagi, panggilan namanya adalah Tata. Gadis yang cantik! Pilihanmu memang harus kuacungi jempol.

Huft, sejenak otakku berputar mengingat masa-masa itu. Aku sempat sakit hati! Aku juga sempat memutuskan pergi! Tapi perjalanan hidupku masih panjang, aku tak mungkin bunuh diri. Sebab itu adalah salah satu hal yang Tuhan paling benci. Oke, mungkin itu terdengar lebay. Tapi itu dulu. Buktinya, aku masih ada hingga hari ini, hingga detik ini. Dan aku masih bisa bernapas tanpamu. Ah, ya! Mungkin itulah hikmahNya. Harusnya cinta tak membuat seseorang begitu terluka, harusnya cinta selalu indah, dan harusnya aku tak boleh terlalu mencintai sebab sesuatu yang kau cintai terlalu berlebih akan membuatmu menjadi benci.

Kkk... panjang juga ya cerita tentangmu, L. Ups! Sorry if I have some mistakes to you. Aku hanya pengin kau tau, itu saja. Aku tak mengharapkan sesuatu yang lebih. Aku juga tak mungkin mengharapkanmu kembali sebab kau juga tak pernah datang kepadaku. Hehehe... akhir kata, kuucapkan selamat ulang tahun untuk Februari yang lalu, saat usiamu lebih muda setahun dariku. Tiga bulan lagi pasti akan sama. :D

Oh iya, kuberi tau padamu ya, L. Selamat! Selamat karena berhasil membuatku ingat lagi tentang dulu, selamat karena kau kadang-kadang menjadi inspirasi dalam menulisku, selamat juga karena kutau kau pasti berhasil di luar sana. Entah jadi apapun itu, kau tetap hebat di mataku. Karena itulah kau, L si pemilik rambut ikal, L si pemilik senyum manis, dan L si pemilik panggilan burcet (meski aku tak benar-benar tau bagaimana tanggapanmu, apakah kau seperti itu menurutmu?! *abaikan, L). :")

Satu kata terakhir, semoga kau menemukan wanita yang kau cari. Bahagialah, L.


***
Sedikit kutipan dari acara MTGW tentang Jomblo Jatuh Tempo, sumber dari sini >> marioteguh.tumblr.com

"Batas waktu harus ditetapkan, bukan hanya untuk dicapai, tapi terutama agar kita memulai." — Mario Teguh

"Bukan yang Anda tunggu yang penting, tapi apa yang Anda lakukan untuk memperbesar kemungkinan datangnya yang Anda tunggu." — Mario Teguh

"Laki-laki biasa menyatakan cinta.
Laki-laki luar biasa membuktikan cinta."
— Mario Teguh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...