Di bilik jendela,
seorang pria menyibak tirai sambut cahaya,
di dadanya, cinta perlahan mekar dengan sejuta warna.
Senyumnya tersungging manja,
pipinya pun merona,
menandakan Tuhan tlah menitipkan sebuah altar jiwa padanya.
Aku menyaksikannya lewat mata-mata,
sedang di dadaku riuh bertanya siapa,
adakah cinta mengetuk sebuah nama? Aku misalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')