Rabu, 20 Agustus 2014

Bisik Rindu

Hatiku gigil, saat rindu membisik lirih begitu terampil ~ Silver

Sejenak aku merenungkan apa yang telah kutulis. Sebelum kata itu terlahir, terlebih dulu aku menuliskan dua baris sajak berbalut rindu*. Lebih tepatnya tentang mimpi dan rindu. Entahlah, haruskah kutulis dan kuberi tahu padamu? Tapi kata itu begitu saja meluncur dari kedalaman bawah sadarku. Seolah memimpikanmu adalah hal yang benar-benar membuatku rindu. Seolah memimpikanmu adalah hal yang sanggup membawamu kembali di hadapku.

Sungguh, aku tak pernah mengerti mengapa mimpi menghadirkanmu! Nyatanya, aku tak terlalu sering memikirkanmu. Hanya sekali-kali saat karat ingatan berhasil merayuku. Mungkin aku kalut. Mungkin juga takut. Kehilanganmu menyita perhatianku saat pertemuan dan perpisahan kita. Kehilanganmu membekukanku. Dan saat mimpi menghadirkanmu, aku luruh! Aku ingin semua orang tahu bahwa kita pernah menjalin rindu di waktu-waktu lalu.

Silver, sekalipun aku tak pernah membayangkan akan menggunakan singkatan itu untuk mendeskripsikan jalinan kita. Bahkan jika kamu membacanya, belum tentu kamu akan mengingatnya. Kamu masih seperti yang lalu, berputar-putar tanpa pernah benar-benar diam menempati. Dan aku, seolah tak beranjak dewasa saat kamu datang dan pergi dengan sesuka tanpa satu kata yang pasti. Ah, harusnya aku bisa terbang tinggi lagi tanpamu.

*Memimpikanmu lagi-lagi, mendesahkan hatiku yang tak pernah benar-benar kautempati.
Merdekakan aku, tuan! Agar mimpi tentangmu bias tak menjejakkan kerinduan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...