Jumat, 12 Juli 2013

Secercah Harapan di Bulan Ramadhan


pict from favim.com @here

Makan malam hari itu membuatku tak bernafsu. Entah apa yang kupikirkan, ekspresiku seperti tertelan setelah melihat pengumuman final para calon Apoteker yang diterima di kota itu. Lagi-lagi, aku harus mengalami kepahitan. Tak lulus di ujian wawancara.
Apa salahku? Apa memang aku tak pandai bicara? Keluh batinku.
Dua adik kelasku memandangku dengan iba. Meski sebenarnya dalam hatinya mungkin merasa senang, lantaran mereka diterima. Hah, aku kalah saing. Memalukan. Tapi apa yang dapat kuperbuat selain sabar, sabar, dan sabar. Sabar yang tak ada ujungnya.
“Kak, jangan begitu dong ekspresinya. Kami jadi nggak enak.”
“Nggak apa-apa, kok. Kalian tenang aja. Oiya, selamat ya udah lulus. Semoga Kakak bisa segera nyusul.”
“Iya, Kak. Coba aja lagi, kan masih banyak Universitas lain yang buka.”
“Kakak mau pulang habis ini. Mungkin Kakak mau kerja lagi.”
“Oh… iya deh. Semoga lancar, Kak.”
Perbincangan itu terasa menyakitkan sebenarnya. Tapi apa boleh buat, inilah fakta yang terjadi. Aku memang berbeda dari mereka, aku tak pandai bicara. Aku lebih suka berbicara dengan ketikan kata. Namun impianku tak sempat kuwujudkan kala itu. Aku terjebak dalam permintaan orang tuaku.
Menyesal? Tak patut untuk kusesalkan. Semua telah berjalan selama empat tahun, dan aku juga telah menyandang gelar sarjana itu. Lalu mau apalagi? Cuma bertahanlah jalan satu-satunya. Cuma berharap semoga kelak impianku bisa terwujud walau dalam skala kecil, skala tak berbanding.
***
“Pak, saya pamit pulang ya. Terima kasih telah memberi izin tempat tinggal sementara sewaktu saya tes disini.”
Aku mengulurkan tanganku pada Pak Eko -bapak pemilik kos- yang disambutnya bukan dengan uluran tangan balik, melainkan sebuah pelukan hangat di pundak. Pak Eko memang baik, bersedia menumpangkan aku selama seminggu di kota itu. Tanpa bayaran, ditambah nasihat gratis tentang buah kesabaran.
“Bapak juga terima kasih karena kamu sudah mau main kesini. Jangan kapok, tes seperti itu memang perlu tenaga ekstra. Bapak tahu bagaimana rasanya tidak lulus, tapi ya sudahlah. Kamu jangan menyerah. Masih banyak harapan di luar sana. Kalau memang mau pulang, Bapak titip salam buat orang tuamu. Lalu, kalau memang mau lanjut kerja lagi, mudah-mudahan diterima.”
“Iya, Pak. Aamiin. Sekali lagi terima kasih ya, Pak.”
“Ingat, kamu harus selalu sabar. Jangan mudah menyerah. Menangis itu wajar kalau kamu memang ingin mengeluarkannya. Tapi jangan berlebihan. Suatu saat, Bapak yakin kalau kamu bisa berhasil.”
Tak kuduga, ada sebulir kristal bening yang meluncur dari sudut mata kananku. Aku tersentuh oleh kata-kata Pak Eko. Seumur-umur, bapakku saja tak pernah seperti itu. Aku jadi ingin tinggal lebih lama di kota itu, namun mengingat pengumuman yang tak selayaknya… aku mengurungkan niatku. Aku pulang ke Pontianak. Selamat tinggal, Solo.
***
Sebulan, dua bulan, dan kini telah lima bulan aku di kotaku. Mencari-cari tambatan pekerjaan yang bisa membuat perasaanku tak lagi memikirkan pengumuman itu. Namun lagi-lagi aku harus diuji. Tak ada yang bersedia menerima kala kukatakan bahwa aku masih ingin mencoba tes lagi, yang entah kapan itu… aku belum tahu pasti.
Tiba-tiba saja, aku teringat kata-kata Pak Eko sewaktu aku akan pulang ke kotaku. Aku sudah sabar sejauh ini, aku juga sudah berusaha sebisa yang aku mampu. Mungkin ini sudah suratanNya. Lalu, kujalani saja hari-hariku tanpa lelah. Tak ayal, diam-diam kucoba mewujudkan impianku yang sempat tertunda. Aku menulis apa saja, mengikuti kompetisi yang ada. Alhamdulillah, aku diterima meski masih dalam skala kecil. Tak apa, bagiku indah.
Kini, di bulan Ramadhan ini… aku seperti menemukan secercah harapan dari buah kesabaranku. Lamaranku di salah satu Apotek diterima. Aku telah menjalani interview beberapa hari yang lalu. Dan, pagi ini aku dipanggil lagi untuk taking contract. Mudah-mudahan, buah kesabaran ini selalu menjadi pelajaran yang berarti.
#IWriteToInspire for #14DaysofInspiration ~ Patience (Kesabaran)

2 komentar:

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...