Rabu, 11 September 2013

Mentari dan Awan yang Menari

pict from @Bait_Puisi
Walau bukan di puncak tertinggi, dapat kurasakan awan itu menggulung tanya, bersama mentari di ufuk sana.

Pagiku terang. Tak lagi gamang. Ada seberkas kenang. Yang kau utus lewat gurat awan: senyuman.

Pagi kurasa hampa meski mentari bercahaya. Sebab perpisahan kita mengukir canda tak bersenyawa: lara.

Ada tawa terperangkap larik-larik mentari. Itulah kau, Tuan bermurah hati. Bersembunyi di balik awan yang menari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...