Kamis, 05 Desember 2013

Kota Khatulistiwa


“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Sepagi ini, awan berarak di langit tanpa batas, serupa kebahagiaan tertanam di hati yang marak. Batik awan berarak pun membalut tubuhku, bercengkerama lewati hari dengan sejuk sapa sebuah jiwa. Lantas, kicau burung gereja menemani langkah kaki, ketika pagi menyibak dengan sinar khatulistiwa. Lihatlah, betapa larik-larik itu begitu indah! Meski tak terdengar kicau enggang gading, sebuah maskot pilihan kota tercinta dan bersinar ini. Sebuah lambang budaya yang dilindungi undang-undang. Sebuah simbol “Alam Atas” yang bersifat maskulin. Para bujang dara mulai mengepakkan sayapnya serupa enggang gading. Percaya bahwa mimpi ada di mana-mana, tak terkecuali di sini. Di kota tercinta dan bersinar ini, di kota khatulistiwa ini. Di aliran sungai Kapuas yang begitu panjang membelah kota. Meski riak airnya tak seperti di riak air yang mencium bibir pantai.

“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Sesiang ini, angin mengantarkan aroma kopi. Kopi hitam dan pekat yang menggoda selera. Sebutlah kopi pancong, murah meriah untuk para bujang dara. Meskipun begitu menjadi tak apa bagi mereka, sebab mereka selalu sambut dengan sukacita. Seperti menari kebahagiaan kala susah melanda. Mereka pun tepiskan lara hingga hanya ampas yang tersisa. Ketika perut memekik kelaparan, kue Bingke menjadi sebuah andalan. Kelopaknya begitu indah serupa bunga mawar. Rasanya pun begitu manis dengan berbagai varian. Tak mau ketinggalan, pengkang di daerah Segedong. Makanan laut bertabur nikmat di lidah para bujang dara dan pelancong.

Terik matahari khatulistiwa dan banjir keringat di raga, tak surutkan tekad di hati para bujang dara. Ibarat menarikan Ngaon Motoon di Taman Budaya atau pelataran Museum. Tarian Melayu penuh isyarat hati yang menjaga hijau sebuah sawah. Pertanda kehidupan sederhana namun sirat kebahagiaan. Sebab kota khatulistiwa tak memandang asal para pelancong. Semua suku boleh menetap; Melayu, Dayak, Cina, Jawa, Madura, Bugis, Banjar. Semua bebas memilih daerah; Singkawang, Mempawah, Sekadau, Sambas, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang. Semua bisa berwisata nusantara; Tugu Khatulistiwa, Tugu Digulis, Pantai Pasir Panjang, Pantai Kura-kura, Taman Bougenville, Danau Sentarum.

“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Sesenja ini, jingga begitu indah dipandang mata, disaksikan lewat jembatan Kapuas atau Taman Alun-alun Kapuas. Berbagai kendaraan lalu lalang di jembatan Kapuas. Berbagai suku pun lalu lalang di Taman Alun-alun Kapuas. Bercanda ria memainkan layang-layang hias, menambah corak warna di langit tanpa batas. Lalu syair Melayu mengalun di bibir para bujang dara. Berbalas pantun juga dimainkan. Senandung air Kapuas kian terdengar riuh di dada. Sematkan banyak cerita bila benar-benar meminum airnya. Adapun sawah yang dulu serupa hutan kini telah menjadi kota. Sebutlah Pontianak, kota khatulistiwa yang bersinar sepanjang masa. Terletak tepat di garis khatulistiwa, garis lintang nol derajat bumi. Tertanda pada sebuah tempat; Tugu Khatulistiwa.

Seribu tanda di sepanjang jalan memendam sebuah tanya. Entah itu di Tugu Khatulistiwa, jembatan Kapuas, Taman Alun-alun Kapuas, rumah adat Melayu, gapura, atau umbul-umbul. Ialah simbol “Alam Atas” yang merupakan alam kedewataan. Diwujudkan dalam bentuk ukiran pada Budaya Dayak. Sedang pada Budaya Banjar, tak diwujudkan sebab terdapat larangan membuat ukiran makhluk bernyawa. Ialah enggang gading, mencapit bunga tengkawang tungkul berpadu motif Dayak pada bulunya. Menjadi warna warni yang khas di kota khatulistiwa.

“sungai Kapuas punye cerite bile kite minom aeknye,
biar pun pergi jauh kemane,
sunggoh susah nak ngelupakannye,
hei Kapuas…”

Pontianak, 13 Oktober 2013
~ Susi Retno Juwita ~ TN ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...