Selasa, 05 Agustus 2014

Airmata Kerinduan

Tak perlu kuhitung tetesan hujan di luar sana,
sebab aku jemu menanti bianglala di malam hari yang tak pernah ada.
Seperti kamu...
Entah di mana lagi 'kan kukisahkan repih luka berbatas waktu.
Tangisku mungkin pecah seirama tetesan hujan, sayang.
Tapi apa daya bila kau slalu abaikan dan menghilang.
Sungguh, sekalipun waktu membiarkan aku berlari jauh,
bayanganmu tetap utuh.
Sedang hujan...
Biar saja mengalir merupa airmata kerinduan,
untukmu di kejauhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...