meski aku juga harus bergegas.
Bukankah tiap kesalahan mempunyai
kapasitasnya sendiri untuk direnungkan?
Lain halnya denganmu, berpikir panjang tanpa satu jalan.
Tak bisakah kita bersama memperbaiki semua itu?
Ah, harapanku kian ketinggian.
Bahkan Tuhan mungkin tak mengizinkan.
Apalagi kamu yang slalu mengabaikan.
Apa yang terjadi di antara kita memang meninggalkan repih luka,
tapi harusnya kita bisa merekatkan ia agar tak kian menganga.
Aku masih di sini, menantimu kembali
hingga tak terhitung berapa kali lagi nyeri menghujam diri.
Aku masih di sini, berpura-pura mengembangkan senyum
di atas repih luka yang pernah menyayat hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')