Jumat, 10 Mei 2013

[BeraniCerita #11] Kembalinya Cincin Ibu


“Mas, bagus ya cincinnya. Makasih loh udah beliin cincin ini buat Rika.” Rika memuji sebuah cincin emas yang melingkar di jari manis kirinya.
“Iya. Asalkan Rika senang, Mas juga senang.”
“Mas beli dimana sih cincinnya?”
“Emm… beli di toko, sayang.”
“Rika juga tahu, Mas. Ya udah, diminum dulu tehnya, mumpung masih hangat.”
Ada raut kebingungan yang tergambar di wajah Mas Kardi. Rika tahu kalau selama ini keuangan Mas Kardi cukup susah. Tapi melihat cincin yang diberikannya, Rika tak mau terlalu ambil pusing. Toh, mungkin saja Mas Kardi lagi dapat rejeki nomplok. Rika juga sudah lama mendambakan cincin sebagai tanda ikatan mereka.
..::..
“Itu cincinku. Kamu nggak boleh memakainya.” Seru seorang Ibu tua.
“Ini cincinku. Bukan cincinmu. Kamu mau apa?” Rika mengelak, menjauhi Ibu tua itu.
“Aku hanya mau cincinku. Itu cincinku!”
“Tidak!”
Ibu tua itu mengejar Rika, wajahnya terlihat marah sekali. Rika terus berusaha berlari hingga tiba-tiba ia terjatuh ke lantai. Ia mendongakkan kepalanya ke atas, mencari sosok Ibu tua itu.
Rika menghela nafas, “Hhh, syukurlah. Ternyata Rika hanya mimpi buruk.”
..::..
Seminggu kemudian, Mas Kardi datang ke rumah Rika seperti malam-malam minggu biasanya. Ia mengajak Rika pergi makan di salah satu warung kaki lima langganannya. Meski bukan di restoran mewah, Rika tetap senang karena bisa bersama Mas Kardi.
“Mas Jarwo, kami mau pesan makanan nih.” Ucap Mas Kardi.
Mas Jarwo berjalan menuju mereka. Matanya menatap Rika dengan tatapan aneh, lalu ia berkata, “Ibu… Ibu kenapa ada disini?”
“Ibu?” tanya Rika heran.
“Wo, Jarwo! Kamu kenapa?”
Mas Kardi mengguncang tubuh Mas Jarwo. Mas Jarwo tersadar, pandangannya membuyar. Tapi kini, ia melihat tajam ke jari manis kiri Rika.
“Cincin itu, kenapa ada di kamu?”
“Mas Kardi yang membelikannya. Iya kan, Mas?”
“Bohong! Mas Kardimu itu pasti bohong!”
“Mas Kardi nggak mungkin bohong, Mas.” Rika terdiam sejenak, lalu beralih ke Mas Kardi, “Mas, bilang donk kalau Mas memang membelikannya.”
“Maafkan Mas, Ka.” Mas Kardi tak sanggup berkata lagi.
“Apa kubilang?! Kemarikan cincin itu, aku harus menguburnya.”
..::.. words: 325 ..::..

20 komentar:

  1. Cincinnya itu milik ibu jarwo yg udah meninggal kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat saya yg telmi, rasanya kurang jelas apa maksud 'mengubur' di akhir cerita. Mungkin kalo versi saya, kalimatnya kuganti, "Apa kaubilang? Kemarikan. Cincin itu seharusnya sudah dikubur bersama jenazah ibuku... sebulan yang lalu."

      But over all, idenya bagus :')

      Hapus
    2. Oh gitu ya, Mbak. Maklum masih bljr bwt FF. Terima kasih bwt ending versi Mbak. :)

      Hapus
  2. mmm...pertanyaanku adalah, kok bisa cincin (yg harusnya sudah dikubur Jarwo) ada di tangan Kardi?
    Keep writing ya^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cincinnya diambil sebelum Ibu Jarwo dikubur. Apa ceritanya masih kurang ya? Aaak... gak pandai bwt FF, Mbak.

      Hapus
    2. Mungkin Jarwo dan Kardi kakak beradik ya, Say?
      Idenya bagus kok :D

      Hapus
    3. Sebenarnya mereka bukan kakak beradik, cuma teman aja.
      Iya tapi apalah artinya ide tanpa kata-kata yg bagus, Mbak.

      Hapus
    4. mungkin bukan kata-katanya yang harus dibaguskan, tapi penggambaran melalui kalimat itu lho yang kita maksud. jadinya, lebih jelas ceritanya :)

      keep writing ya :)

      Hapus
    5. Iya, Mbak. Lebih belajar lagi nanti dlm penggambaran melalui kalimat. Keep fighting for writing :)

      Hapus
  3. berarti mas kardi ambil dari dalam kubur ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih tepatnya seperti itu. Tapi kesannya malah nggak dapat. :(

      Hapus
  4. Kardi ngambil cincin dari kuburan ibunya jarwo, ea? Hehehe

    BalasHapus
  5. Pertanyaan saya sudah dijawab di komentar teman-teman di atas. Tadi saya mau nanya, kenapa si jarwo ikutan nimbrung waktu Kardi lagi pacaran..? :D

    Itu aja sih.. Hehe

    BalasHapus
  6. Makasih udah ikutan Berani Cerita ya Susi! Idenya bagus!
    Saran sedikit ya, ceritanya seperti ada yang bolong. Kejanggalannya kalau menurut mimin, kalau Kardi mencuri cincin dari ibu Jarwo, kayaknya Kardi gak bakalan nampakin batang hidungnya ke hadapan Jarwo kan ya? Kecuali terpaksa atas ajakan Rika. IMHO

    Keep writing ya darling :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak min, emang berasa ada yg bolong, janggal dimana-mana. Always keep writing :)

      Hapus

No comment - No cry
Meskipun komenmu sangat kuhargai disini :')

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...